Bisantren 2025 di Unhasy Tebuireng, Santri Tampil Jadi Penggerak Ekonomi Kreatif

Bisantren 2025 di Unhasy Tebuireng, Santri Tampil Jadi Penggerak Ekonomi Kreatif Pembukaan Business Competition Bisantren 2025 di Tebuireng, Jombang.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ajang kompetisi bisnis bertajuk Business Competition Bisantren digelar di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, pada Minggu (26/10/2025). Kompetisi ini merupakan hasil kolaborasi antara Ardaya Foundation dan IPWS Perception Engineering, dengan dukungan penuh dari Telkom Indonesia.

Sebanyak 25 tim terbaik tampil dalam babak final, serta mempresentasikan ide bisnis mereka dalam bentuk pitching deck di hadapan dewan juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi industri. Dari seluruh peserta, akan dipilih sepuluh tim terbaik untuk melaju ke grand final dan memperebutkan total hadiah senilai Rp75 juta.

Wakil Rektor II Unhasy Jombang, Abdullah Aminuddin Aziz, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan wujud komitmen perguruan tinggi pesantren dalam mengembangkan potensi ekonomi digital.

"Kami ingin para mahasiswa dan santri tidak hanya bisa membuat rencana bisnis, tetapi juga mampu memproduksi, memasarkan, dan membangun jaringan. Harapannya, program ini berkelanjutan dan membawa manfaat bagi ekonomi masyarakat," paparnya.

Diungkapkan pula olehnya, Unhasy kini tercatat sebagai perguruan tinggi swasta ketiga di Indonesia dengan capaian P2MP tertinggi dari Kemendikbudristek, menunjukkan kapasitas akademik dan inovatif kampus pesantren tersebut. Bisantren tak hanya berorientasi pada kemenangan, tetapi juga menjadi wadah lahirnya wirausahawan muda dari lingkungan pesantren.

"Melalui ajang ini, diharapkan muncul generasi santri yang mampu menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan semangat inovasi dan kemandirian ekonomi," kata Abdullah.

Salah satu finalis, Muhammad Ridwan (20), mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, mempresentasikan konsep 'Paket Wisata Religi Tebuireng' yang menggabungkan potensi sejarah, kuliner, dan budaya pesantren.

"Kami ingin mengenalkan Tebuireng bukan hanya lewat sosok Gus Dur, tapi juga lewat tradisi, kuliner, dan kisah para ulama. Misalnya, bagaimana kopi khas Wonosalam menjadi bagian dari keseharian para kiai," ujarnya.

Konsep wisata itu mencakup ziarah ke makam Gus Dur, tur edukatif ke museum dan bank sampah, hingga atraksi seni di Panggung Budaya KH. Riza Yusuf Hasyim. 

Pengunjung juga akan disuguhkan kuliner khas santri seperti nasi kikil Gus Dur sebagai upaya membangkitkan ekonomi lokal berbasis budaya pesantren.

Ridwan berharap, idenya dapat menjadi embrio bagi terbentuknya ekosistem wisata religi pesantren yang melibatkan warga sekitar, dan memperkuat identitas kultural Tebuireng.

"Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, BISANTREN 2025 menjadi bukti bahwa santri kini tak hanya piawai di bidang ilmu agama, tetapi juga siap tampil sebagai penggerak ekonomi bangsa melalui karya dan ide bisnis yang bernilai sosial tinggi," katanya. (aan/mar)