LOMBOK, BANGSAONLINE.com - Gunung Barujari, Anak Rinjani, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, kembali meletus pada Selasa, 3 November 2015. Akibat letusan tersebut, sebanyak 692 penerbangan domestik dan internasional dari dan ke Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, dibatalkan sejak Selasa, 3 November 2015, hingga Kamis, 5 November 2015, pukul 08.45 WITA, karena bandara terpapar debu vulkanik. Tak hanya di Ngurah Rai, Bali, sebanyak 35 penerbangan di Bandara Juanda juga terganggu.
Legal and Communication Head PT Angkasa Pura I, Liza Anindya, mengatakan akibat erupsi Gunung Barujari di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, puluhan penerbangan dari dan menuju ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya, mengalami gangguan.
Baca Juga: 6 Gunung yang Sering Dijadikan Tempat Upacara 17 Agustus
Liza menyebut ada 35 penerbangan yang terganggu. Rinciannya ialah 16 penerbangan tujuan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali; dua penerbangan tujuan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan satu penerbangan tujuan Bandara Notohadinegoro, Jember.
Adapun penerbangan menuju Bandara Internasional Juanda yang terganggu, antara lain, 13 penerbangan dari Bandara Internasional Ngurah Rai, dua dari Bandara Blimbingsari, dan satu dari Bandara Notohadinegoro.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Rinjani Mutaharlin mengatakan, saat meletus pada Selasa (3/11) pukul 08.30 WIB, sebaran abu dalam waktu lima menit sudah mencapai Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara atau Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Sementara tenaga ahli kebencanaan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono mengatakan, letusan tersebut hanya bersifat raungan.
"Sebetulnya tinggi letusan sekitar 1.000-1.500 meter di atas kawah Barujari tidak besar, seperti raungan," katanya seperti dilansir Tempo, Rabu (4/11).
Menurutnya, letusan Anak Rinjani tidak membahayakan masyarakat sekitar meski beberapa kali meletus. "Tidak ada periode jelas seberapa sering meletus, tapi tidak membahayakan masyarakat sekitar," katanya.
Indonesia, kata Surono, merupakan negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia, dengan total yang masih aktif ada 127 gunung. Beberapa di antaranya, seperti Gunung Sinabung berstatus awas sejak akhir 2013, dan Gunung Karangetang atau Api Siau di Sulawesi Utara, berstatus siaga cukup lama.
Sehingga, Surono menuturkan potensi gunung berapi di Indonesia meletus akan selalu ada setiap tahun. "Saya kira wajar. Pasti selalu ada letusan setiap tahun," katanya. "Misalnya Sinabung yang tidak berhenti dan gunung api lainnya."
Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini memberi saran pada warga yang tinggal di sekitar pegunungan berapi untuk waspada. "Ikuti maunya gunung api, karena gunung apinya lebih lama dari manusia," katanya. "Jaga sopan santun. Kalau meletus ada masanya berhenti. Kalau sudah berhenti akan membuat tanah subur, pemandangan indah." (tic/po/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News