KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mencatat selama bulan Oktobet lalu, Perekonomian Kota Kediri mengalami deflasi atau penurunan harga barang secara terus menerus. Sehingga, terjadi peningkatan nilai uang.
Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Kediri Lulus Hariyono mengatakan, pada periode bulan Oktober 2015 tercatat Deflasi yang terjadi mencapai 0,34 persen. Menurutnya dari 8 kota di Jawa Timur, 4 kota diantaranya mengalami Inflasi. Sementara 4 kota lainya mengalami Deflasi. “Untuk Surabaya, menjadi kota tertinggi yang mengalami Deflasi. Disusul kemudian Kota Kediri,” ujarnya.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Sementara Kota Sumenep Madura mengalami Inflansi paling tertinggi di Jawa Timur dengan prosentasi 0,15 persen. Tulus menambahkan, salah satu faktor yang menjadi penyebab Deflasi di Kota Kediri diantaranya menurunya harga komoditas kebutuhan pokok seperti halnya harga beras, cabai rawit, telur serta perhiasan emas. “salah satu faktor penyebab deflasi adanya beberapa barang kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga,” ujarnya.
Sementara itu diketahui pada periode sebelumnya, pada bulan September 2015 perekonomian Kota Kediri sempat mengalami Inflansi hingga mencapai 0,26 persen. Penyumbang Inflansi tertinggi saat itu terkait melambungnya harga kebutuhan bahan bakar keluarga seperti gas elpiji, harga ayam potong serta sayur mayur jenis Wortel.
Tulus berharap, pada bulan November saat ini, perekonomian di kota kediri dapat berjalan stabil sehingga harga kebutuhan pokok masih bisa dikendalikan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News