PARIS, BANGSAONLINE.com - Kepolisian Prancis telah melakukan lebih dari 150 penggerebekan yang menargetkan para tersangka militan sejak serangan teror di Paris pada Jumat (13/11) lalu. Sedangkan di kota Lyon, aparat menyita gudang senjata.
Sumber kepolisian di Paris mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/11), puluhan penggerebekan dilakukan di kota-kota Prancis pada Senin (16/11) dini hari waktu setempat, termasuk di Bobigny, di pinggiran bagian timur Paris. Selain itu, 13 penggerebekan dilakukan di sekitar kota Lyon.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Dalam penggerebekan di Lyon ini, lima orang ditangkap dan sejumlah senjata disita, termasuk peluncur roket, senapan serbu Kalashnikov, rompi antipeluru, pistol dan peralatan tempur.
Polisi juga juga melakukan penggerebekan di sejumlah lokasi di Toulouse dan setidaknya tiga orang dibekuk. Sementara di kota Grenoble, setidaknya enam orang ditangkap dan sejumlah senjata dan uang disita.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Prancis Manuel Valls mengatakan, serangan-serangan teror baru tengah direncanakan di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya. "Kami tahu bahwa operasi tengah direncanakan dan sedang dipersiapkan, bukan hanya terhadap Prancis namun juga negara-negara Eropa lainnya," ujar Valls seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/11).
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Dikatakan Valls, Prancis akan hidup dalam ancaman serangan-serangan teror untuk waktu yang lama.
Sementara, salah satu pelaku bom bunuh diri dalam serangan di Paris, Prancis dilaporkan punya keterkaitan dengan seorang militan ISIS di Belgia, yang diyakini sebagai dalang sebuah sel jihadis yang dibubarkan pada Januari lalu.
Nama penyerang di Paris itu, Brahim Abdeslam muncul dalam sejumlah berkas kepolisian bersama militan Abdelhamid Abaaoud yang terkait dengan kasus-kasus kejahatan pada tahun 2010 dan 2011. Demikian diberitakan surat kabar lokal, De Standaard seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (16/11).
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
"Para penyelidik melihat adanya kaitan dengan Verviers," demikian dituliskan media tersebut. Verviers merupakan kota di Belgia timur tempat polisi menembak mati dua militan pada Januari lalu dan membongkar sebuah sel teror, yang bertujuan membunuh para polisi Belgia di jalanan, beberapa hari setelah serangan Charlie Hebdo di Paris.
Disebutkan bahwa Abaaoud -- pria Belgia keturunan Maroko yang diduga memimpin sel teror itu dan telah bertempur bersama kelompok ISIS di Suriah -- saat ini masih terus diburu. Dalam edisi majalah ISIS berbahasa Inggris, Dabiq, pria berumur 27 tahun itu telah mengklaim bahwa dirinya bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah.
Abdeslam diidentifikasi sebagai warga Prancis yang tinggal di Belgia, yang menjadi pelaku bom bunuh diri di luar sebuah bar di Boulevard Voltaire, Paris pada Jumat (13/11) lalu. Baik Abdeslam maupun Abaaoud sama-sama tinggal di distrik Molenbeek, Brussels yang memiliki reputasi sebagai sarang militan Islam.
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Kepolisian Prancis juga tengah melancarkan perburuan internasional terhadap saudara laki-laki Abdeslam, Salah yang disebut-sebut terkait serangan teror di Paris tersebut.
Di sisi lain, pihak Kepolisian berhasil menangkap Salah Abdeslam, seorang warga Prancis yang diduga terlibat dalam serangan di Paris. Abdeslam ditangkap dalam operasi di Ibu Kota Belgia, Senin (16/11) hari ini.
Hal tersebut disampaikan penyiar televisi Beligia, RTL, seperti dilansir AFP, Senin (16/11/2015). Belum ada komentar resmi dari pejabat terkait terkait pernyataan ini. "Penyiar Belgia dari TLS menyatakan Polisi Brussel telah menangkap Salah Abdeslam, seorang Prancis yang dicari sehubungan serangan Paris, dalam operasi di Belgia pada Senin (16/11)," tulis AFP.
Baca Juga: Hindari Cara ini pada Wajan Antilengket Agar Tidak Cepat Rusak
Surat kabar lokal, De Standaard sebelumnya memberitakan Abdeslam muncul dalam sejumlah berkas kepolisian bersama militan Abdelhamid Abaaoud yang terkait dengan kasus-kasus kejahatan pada tahun 2010 dan 2011. Para penyelidik melihat adanya kaitan dengan Verviers.
Verviers merupakan kota di Belgia timur tempat polisi menembak mati dua militan pada Januari lalu dan membongkar sebuah sel teror, yang bertujuan membunuh para polisi Belgia di jalanan, beberapa hari setelah serangan Charlie Hebdo di Paris.
Abdeslam diidentifikasi sebagai warga Prancis yang tinggal di Belgia, yang menjadi pelaku bom bunuh diri di luar sebuah bar di Boulevard Voltaire, Paris pada Jumat (13/11) lalu. Baik Abdeslam maupun Abaaoud sama-sama tinggal di distrik Molenbeek, Brussels yang memiliki reputasi sebagai sarang militan Islam. (dtc/mer/lan/sta)
Baca Juga: Beberapa Negara Terpanas di Dunia, Mali Capai 28,8 Derajat Celcius
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News