Rombongan 21 Bus Kongres HMI Makan di Restoran, Tidak Bayar, Dilaporkan Polisi

Rombongan 21 Bus Kongres HMI Makan di Restoran, Tidak Bayar, Dilaporkan Polisi ilustrasi

PEKANBARU, BANGSAONLINE.com - Seorang pemilik restoran di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mengalami kerugian Rp 12 juta setelah serombongan penumpang bus makan di restorannya tanpa membayar. Diduga rombongan itu adalah anggota Himpunan Mahasiswa Islam () yang akan mengikuti Kongres ke-29 di Pekanbaru.

"Sebab di busnya ada tulisan 'rombongan '," kata Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hulu, Ajun Komisaris Besar, Ary Wibowo, saat dihubungi Tempo, Ahad, 22 November 2015.

Baca Juga: 29.046 Pemilih Pemula Usia 17 Tahun Siap Berpartisipasi pada Pilkada 2024 di Sidoarjo

Ary mengatakan, restoran yang didatangi rombongan itu adalah Rumah Makan Umega di Desa Kota Lama, Rengat. Pemilik restoran memperkirakan rombongan itu berjumlah ribuan. "Habis makan mereka langsung kabur, dan tidak mau membayar," kata Ery mengulangi keterangan pemilik rumah makan

Menurut Ary, peristiwa terjadi pada Sabtu siang. Sebanyak 21 bus berhenti di warung Rumah Makan Umega untuk makan siang. Setelah mereka selesai makan, pemilik restoran bingung karena tidak ada yang datang ke kasir untuk melunasi bayaran.

Pemilik rumah makan akhirnya berusaha menagih dengan menyodorkan struk tagihan sebesar Rp 13,2 juta kepada salah satu anggota rombongan. Bukannya melunasi tagihan, orang tersebut malah mencak-mencak dengan alasah harga makanan terlalu mahal. "Saat koordinatornya masih mengurus pembayaran, 20 bus sudah kabur duluan," kata Ary. "Koordinator hanya menyerahkan uang Rp 1,2 juta, jadi masih utang Rp 12 juta."

Setelah rombongan pergi, pemilik rumah makan segera melapor ke kepolisian. Tetapi polisi tidak sempat memproses lantaran rombongan sudah jauh. "Mereka sudah di Pelalawan, kami tidak mungkin bisa mengejar mereka," ujar Ary.

Baca Juga: HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Ary akhirnya memutuskan untuk berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. "Biar nanti Polisi Pekanbaru berkoordinasikan dengan panitia kongres," katanya.

Kongres di Pekanbaru mendapat sorotan karena menggunakan dana Rp 3 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi anggaran itu diambil dari mata anggaran bantuan sosial. Anggaran itu lebih besar dibanding dana yang dikucurkan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau yang hanya Rp 1,4 miliar. (tempo/baranews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO