Pilkada Gresik Mulai Seru, Hasil Survei LPKS: Pasangan Berkah Ungguli SQ

Pilkada Gresik Mulai Seru, Hasil Survei LPKS: Pasangan Berkah Ungguli SQ Pakar politik Hotman Siahaan beserta tim LPKS saat memaparkan hasil survei Cabup-cabup Gresik. foto: syuhud/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Perang hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei untuk mengukur siapa dari 3 pasangan calon Bupati dan calon wakil Bupati Gresik yang berpeluang memenangi Pilkada Gresik 9 Desember 2015, mulai terjadi.

Kalau sebelumnya, dari hasil survei LSI (Lingkaran Survei Indonesia), pasangan nomor urut 1, SQ (Sambari Halim Radianto-Moh Qosim) menempati urutan pertama, yakni 56 persen, kemudian disusul pasangan nomor urut 2 Berkah (bersama Husnul Khuluq-Ach Rubaie) 17 persen dan pasngan nomor urut 3 Arjuna (Ahmad Nurhamim-Junaidi) 6 persen.

Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (5): Ada Wacana Munculkan Figur Kades

Giliran sekarang, berdasarkan hasil survei yang dilakukan LPKS (Lembaga Pusat Kajian Sosial) yang dipaparkan. Survei dilakukan dengan jeda waktu 15-30 November 2015.

Hasilnya, dari 500 responden yang dilakukan jajak pendapat (survei) secara acak dengan margin error 4,74 persen, pasangan nomor urut 2, yakni Berkah berada di posisi pertama dengan 49,4 persen, kemudian nomor 1 SQ, 38,2 persen, dan terakhir nomor 3 Arjuna, 3,4 persen. Dan, tidak tahu 9 persen.

Menurut Ketua LPKS Lembaga Pusat Kajian Sosial), Ach Mustar, hasil survei yang dilakukan LPKS ini berdasarkan beberapa indikator. "Tapi, yang paling menonjol pengaruhnya sehingga incumbent kalah dengan Berkah adalah rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik," katanya.

Dari survei itu juga diketahui, kepuasan publik terhadap incumbent SQ hanya 37 persen. Sedangkan yang menyatakan tidak puas sebanyak 56 persen. Sementara 7 persen lainnya mengaku tidak tahu.
Kemudian, untuk keinginan memilih incumbent hanya 36 persen, 51 tidak memilih, dan tidak tahu 15 persen.
Sedangkan, untuk memilih pasangan calon berdasarkan money politic menempati 41 persen, tidak money politic 38 persen, dan tidak tahu 21 persen.
Sementara Pakar Politik Unair, Prof. Hotman Siahaan mengatakan bahwa seharusnya survei tidak dipisah-pisah. "Tapi seharusnya berpasangan. Karena, yang bertarung itu berpasangan," katanya.
Dia juga mengomentari soal money politic dalam pilkada. Baginya, hal itu lumrah dilakukan. "Cuma toleransi money politic itu kelas apa. Perempuan atau laki laki. Sosialnya atau apa," jelasnya.
Menurut dia, isu pelayanan publik yang sangat penting dalam menentukan pilihan masyarakat terhadap pasangan calon. "Namun, infrastruktur juga penting," terangnya.
Ditambahkan dia, sosok figur yang jadi panutan masyarakat juga penting dijadikan acuan masyarakat untuk memilih calon. Tokoh yang jadi panutan itu seperti kiai, dan tokoh masyarakat. "Gresik ini kota santri. Jadi, kiai sangat berpengaruh," katanya.

Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (2): PDIP Berharap Pemimpin dari Gresik Selatan

Hotman menyoroti, mengapa popularitas tidak ditonjolkan pada variabel survei LPKS tersebut. "Seharusnya dimunculkan," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO