JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR untuk bersaksi di kasus 'papa minta saham', di Gedung Nusantara II, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Pusat, Senin (14/12) kemarin. Selama diperiksa sebagai saksi di sidang MKD, Luhut beberapa kali menjawab ‘tidak tahu’.
Beberapa kali, Luhut memang menjawab ‘tidak tahu’ misalnya ketika ditanya anggota MKD soal pertemuan Novanto, Maroef Sjamsoeddin, dan Pengusaha Reza Chalid. "Tahu ada pertemuan antara Novanto, Maroef sjamsoeddin, dan Reza Chalid pada 8 Juli?" tanya anggota MKD Sarifuddin Sudding saat sidang. "Tidak tahu," Jawab Luhut.
Baca Juga: Pascakebakaran, Presdir PTFI Inspeksi Lokasi Common Gas Cleaning Plant di Smelter Gresik
Dia juga mengaku tidak mengetahui soal proyek PLTA di Papua di mana namanya dibawa-bawa dalam rekaman. Jawaban yang sama juga diberikan ketika ditanya tentang permintaan saham.
Sarifuddin Sudding, bertanya maksud ucapan Riza Chalid soal bagi saham 20 persen. Ditanya seperti itu, Luhut tegas menjawab tak paham. "Yang mulia tanya saja ke saudara Riza," kata Luhut, di ruangan MKD, Gedung DPR, Senin (14/12), dikutip dari merdeka.com.
"Saya tidak punya kepentingan untuk tahu seperti itu, kerja saya banyak, soal radikalisasi, keamanan, maaf yang mulia saya tidak ada waktu berpikir yang demikian," tambah Luhut.
Baca Juga: Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia
Dia mengakui kenal dengan Riza Chalid. Tapi dia tegaskan tak punya hubungan bisnis. "Saya kenal beberapa tahun lalu," jelasnya.
Soal pertemuan tanggal 8 Juni itu pula, dia tegaskan tidak pernah tahu. Tapi dia mengaku sebelum itu memang pernah bertemu dengan Setya maupun Riza tapi tak pernah membahas soal perpanjangan kontrak Karya Freeport.
"Ya ada ketemu sebelum tanggal 8 itu, tapi saya lupa kapan. Tapi saya tegaskan tidak ada bicara macam-maca dengan Riza, ada pertemuan tapi lupa (kapan), bicara tidak banyak bicara keadaan KMP, hubungan parlemen bisa bagus dengan pemerintah," beber dia.
Baca Juga: Freeport Indonesia Raih 4 Penghargaan Good Mining Practice Award 2024
Setelah pertemuan itu, lanjut dia, sampai hari ini dia tidak lagi bertemu dengan Riza. "Baik pertemuan dengan Novanto tidak pernah bicara soal Freeport dari 8 Juni sampai hari ini, pertemuan dengan Riza juga demikian," pungkasnya.
Selain beberapa kali menjawab ‘tidak tahu’, Luhut juga sempat menyemprot salah satu anggota MKD, Ahmad Bakri, asal FPAN. Itu terjadi kala Bakri menanyakan kepada Luhut mengenai kabar adanya pertemuan Menko Polhukam itu dengan kuasa hukum Ketua DPR Setya Novanto, Lucas.
"Apakah bapak bertemu dengan Lucas pengacara Setya Novanto malam-malam?" tanya Bakri.
Baca Juga: Tim Melek Industri Bedanten Gresik Gelar Giat Religi
"Saya sudah tidur jam 9.30 (21.30 WIB), Presiden telepon saya jam 10 (22.00 WIB) saja saya enggak angkat," jawab Luhut datar.
Namun, tiba-tiba reaksi wajah Luhut berubah. Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu geram dengan pertanyaan Bakrie. "Begini, jangan pertanyaan enggak jelas ditanyakan, ini yang buat negara gaduh. Kembangkan isu enggak jelas di sini (ruang sidang MKD)," kata Luhut dengan nada tinggi.
"Kalau ada yang salah ditemukan ya dihukum. Kita harus tegakkan aturan setiap warga negara," imbuhnya. Mendengar nada tinggi Luhut, Bakri hanya diam. Sidang pun diskors untuk ibadah Salat Ashar.
Baca Juga: Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Telan Anggaran hingga Rp58 Triliun
Selain itu, Luhut juga diplomatis menjawab pertanyaan kala ditanya anggota MKD dari Fraksi NasDem Akbar Faizal. Kala itu, Luhut dicecar tentang namanya disebut puluhan kali dalam pertemuan Setya Novanto, Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin dan juragan minyak Muhammad Riza Chalid.
Anggota MKD dari Fraksi NasDem Akbar Faizal awalnya bertanya soal sudah dengarkah Luhut soal rekaman percakapan yang ramai beredar di media massa tersebut. Luhut mengaku tak pernah dengar utuh rekaman itu.
"Saya tidak ada waktu untuk mendengarkan itu. Saya hanya dengar sepotong-sepotong, memang diberi staf saya," kata Luhut.
Baca Juga: Bikin Macet, Warga Hadang dan Sweeping Bus Pekerja Smelter Freeport di Gresik
Akbar kemudian menanyakan soal kenapa nama Luhut sering sekali disebut. Seolah-olah Luhut sudah berkomunikasi lebih dulu dengan Riza Chalid dan Setya Novanto. Namun Luhut kembali jawab dengan ketus.
"Tanya saja mereka berdua, saya sudah berikan kronologis (kejadian soal Freeport)," tutur Luhut.
Akbar juga bertanya soal isi rekaman yang di sana Riza Chalid mengatakan cuma rahasia bereempat yang tahu tentang Freeport. Namun lagi-lagi, Luhut jawab diplomatis. "Yang mulia menanya sesuatu yang tidak bisa saya jawab," terang dia.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Kontrak hingga 2061, Menteri ESDM: Cadangan Freeport Bisa Sampai 100 Tahun
Luhut tampak agak marah ketika Akbar Faizal bertanya soal Dharmawan Prasodjo, seorang politikus PDIP yang jaga disebut dalam percakapan. Luhut tegaskan, stafnya tersebut orang yang berintegritas. "Saya sudah jelaskan, Dharmo profesional, anak buah saya, saya tidak pernah meragukan integritas dia. Saya tidak pernah meragukan dia, tolong jangan terus berburuk sangka sama orang lain," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Akbar juga sempat bertanya soal hubungannya dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Luhut tak ingin berpolemik soal itu, dia tak ingin diadu domba oleh koleganya di kabinet kerja Jokowi-JK.
Soal kerap menjawab ‘tidak tahu’ itu, Luhut menegaskan bahwa itu adalah sesuai sepengetahuannya. "Kan tadi sudah dijawab. Yang saya tidak tahu, saya jawab tidak tahu," kata Luhut kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/12) dikutip dari detik.com. Hal itu disampaikan ketika sidang diskors.
Baca Juga: Wakil Menteri BUMN Optimis Smelter di Gresik Beroperasi Sesuai Rencana
Luhut tidak bicara panjang kepada awak media. Saat ditanya apakah ribut-ribut soal Freeport ini merupakan persaingan antar dua kelompok, dia membantahnya. "Tidak ada," jawabnya.
Diketahui, Luhut memenuhi panggilan MKD untuk menjadi saksi dalam kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK terkait permintaan saham kepada PT Freeport yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto. Dalam rekaman pertemuan Setya Novanto, Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin dan juragan minyak Muhammad Riza Chalid, nama Luhut tercatat disebut sebanyak 66 kali.
Luhut tiba di Gedung Nusantara II, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015) pukul 12.57 WIB. Luhut yang memakai kemeja putih ini langsung berjalan lurus tanpa memberikan keterangan kepada awak media.
Dia beberapa kali memberi hormat kepada para awak media sambil berjalan. Luhut pun langsung masuk ke ruang tunggu. Sidang MKD ini digelar terbuka. Sebelumnya, Luhut juga menegaskan ingin sidang terbuka. (dtc/mer/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News