SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mulai Senin (18/1) besok, proses seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tahun 2016 mulai dilaksanakan. Pada tanggal tersebut para kepala sekolah sudah bisa mengisi pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS). Dalam pelaksanaan SNMPTN ini, tiap sekolah diberi jatah berbeda dalam mendaftarkan siswanya.
“Sekolah dengan status akreditasi A diberikan jatah 75% untuk mendaftarkan pelajar kelas XII di sekolahnya dalam SNMPTN 2016. Artinya, apabila ada 100 pelajar kelas XII, maka sekolah dengan status akreditasi A itu bisa mendaftarkan 75 muridnya,” tutur Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Nasih melanjutkan, sekolah dengan status akreditasi B diberikan jatah 50% untuk mendaftarkan pelajar kelas XII dalam SNMPTN 2016. Begitu pula sekolah dengan status akreditasi C memiliki jatah 20%, dan sekolah dengan status akreditasi lainnya memiliki jatah 10%.
Lain halnya dengan pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Pelaksanaan SBMPTN dilakukan dengan dua cara, yaitu computer based testing (CBT) dan paper based testing (PBT). Dijelaskan oleh Rektor UNAIR Surabaya itu, kuota pelaksanaan SBMPTN dengan cara CBT untuk pendaftar SBMPTN masih dibatasi pada angka sepuluh ribu pendaftar.
“Kenapa sepuluh ribu? Kita belum bisa memfasilitasi kebutuhan komputer. Masing-masing perguruan tinggi memiliki jumlah komputer yang terbatas,” ujar Prof. Nasih.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Wilayah tes SBMPTN dengan CBT masih belum ditentukan. Untuk itu dikatakan masih ada hal-hal yang perlu dievaluasi. Namun dalam hal ini UNAIR siap membantu sebanyak 500 komputer dalam proses pelaksanaan SBMPTN dengan CBT.
Daya Tampung UNAIR
Pada seleksi penerimaan mahasiswa baru jenjang sarjana (S1) tahun 2016 ini UNAIR memiliki daya tampung sekitar 5.200 kursi. Walaupun belum bisa dikatakan sebagai jumlah yang pasti. Tetapi secara persentase alokasi kursi untuk SNMPTN tersebut diatur sesuatu ketentuan nasional bagi semua PTN peserta seleksi nasional, yakni jalur SNM-PTN kuotanya minimal 40%, SBMPTN minimal 30%, dan jalur mandiri maksimal 30% dihitung dari kapasitas daya tampung masing-masing PTN.
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Salah satu pembeda dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah siswa yang kurang mampu secara ekonomi diperbolehkan masuk melalui jalur mandiri, namun tetap dikenai uang kuliah tunggal golongan satu (I).
“Hal ini juga berlaku bagi mereka yang berada di wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Mereka yang kurang mampu mungkin saja saat bersekolah kurang fokus karena harus membantu orangtua dan sebagainya. Kalau mereka mendaftar melalui jalur SNMPTN, mereka akan tereliminasi karena rankingnya kurang. Pada jalur SBMPTN pun mereka bisa tersingkir karena seleksinya lebih ketat,” kata Prof. Nasih, Guru Besar Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair itu.
Untuk itu, Rektor Unair mengimbau kepada para kepala sekolah untuk mendaftarkan siswa/siswinya yang kurang mampu, tetapi memiliki potensi akademik dan non-akademik yang baik pada beasiswa Bidikmisi, termasuk pada jalur mandiri.
Baca Juga: Gala Dinner Pimnas ke-37 Unair, Pj Gubernur Jatim Komitmen Dukung Perkembangan Perguruan Tinggi
Seperti diketahui sejak dua tahun silam atas penunjukkan Kemendikbud, UNAIR diminta membuka Program Studi Diluar Domisili (PDD) di Kab. Banyuwangi, yang sementara untuk empat program studi: yaitu Akuntansi, Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Hewan, dan Perikanan dan Kelautan. Tetapi pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2016 ini, lanjut Prof. Nasih, UNAIR PDD Banyuwangi itu hanya akan menerima mahasiswa baru lewat jalur SBMPTN dan Jalur Mandiri.
“Hal ini karena fasilitas yang tersedia saat ini belum siap untuk menambah daya tampung lebih banyak dari tahun sebelumnya,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News