Afif saat menjalankan aksi terornya di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1), yang kemudian menewaskan dirinya. foto: tempo
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Afif alias Sunakim adalah salah satu pelaku teror Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, yang tewas. Saat kejadian, Afif dengan brutal menembakkan peluru dari pistol yang dibawanya ke polisi. Aksinya tersebut sempat diabadikan jepretan kamera.
Atas kejadian itu, keluarga Afif yang tinggal di Dusun Krajan 1, Desa Kalen, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sangat terpukul terlebih foto Afif terpampang hampir di seluruh media.
"Saat kejadian kan di sini lagi mati listrik, terus kami keluarga mendapat informasi dari tetangga, dan memperlihatkan foto Afif yang tersebar di media sosial. Di situlah kami merasa syok," kata Sulaiman, salah satu adik Afif seperti dikutip merdeka.com.
Keluarga semula tidak percaya terhadap apa yang dilakukan Afif. Sebab selama ini di mata keluarga merupakan sosok yang sempurna, Afif bahkan menjadi tauladan dan pengayom bagi adik-adiknya.
"Dia sosok yang sangat berbakti pada orangtua, dan berhasil mendidik kami kedua adiknya hingga dewasa dan berkeluarga," ujar Sulaeman.
Selain itu, Afif adalah tulang punggung keluarga dengan menggantikan sosok sang ayah untuk mencari nafkah keluarga, termasuk membiayai adik-adiknya sekolah. "Bapak kami hanya penjaga kuburan, sedangkan ibu sebagai penjual makanan keliling, jadi hidup kami serba kekurangan," ditambahkan Sulaeman.
Keluarga kini berharap jasad Afif dapat dimakamkan di kampung halaman orangtua sekaligus sebagai tanah kelahirannya. "Untuk itu kami berharap agar masyarakat di sini dapat menerimanya dengan baik. Kami juga meminta maaf pada masyarakat jika dengan kejadian itu masyarakat di sini terkena imbasnya dan merasa malu," pungkas Sulaiman.
Afif merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Jaenal dan Nuryati. Afif lahir dan besar di kampung halamannya, kemudian setelah lulus SMP melanjutkan sekolah di STT Texmaco, sambil mondok di pondok pesantren Miftahu Saadah di daerah Klari Karawang.
Sebelum terlibat aksi teror dan pengeboman di Sarinah, Afif merupakan residivis setelah terlibat pelatihan terorisme di Aceh. Saat melakukan aksi di Jakarta Afif juga baru saja keluar dari Rutan Cipinang setelah mendekam di penjara selama lima tahun.
Afif alias Sunakim, warga Desa Kalensari, Kabupaten Subang, Jawa Barat yang dinyatakan sebagai terduga pelaku serangan teror di Jl. Thamrin, Jakarta Pusat, dikenal tetangga-tetangganya sebagai orang yang pendiam. Sedangkan kepala desa di sini mengakui pernah menerima surat dari polisi bahwa Afif ditangkap karena bergabung dengan pelatihan teroris di Aceh.
Sejumlah tetangga Afif di sekitar Dusun Krajan 1, Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, menyebut Afif berkepribadian baik. "Afif itu anak yang baik. Tetapi saya tidak tahu setelah lulus SMP. Ia sekolah di luar daerah," kata Jejen, tetangga Afif.
Afif adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Jenal dan Mur. Ia menjalani pendidikan dasar hingga SMP di kampung halamannya.
Kemudian melanjutkan pendidikan ke STT Texmaco, Cipeundeuy, Subang. Selama bersekolah di STT Texmaco, Afif tidak pulang ke Subang, melainkan ke rumah kakeknya di Karawang.
Warga Dusun Krajan I lainnya, Sarwita, menyatakan sejak sekolah di STT Texmaco Afif jarang pulang ke kampung halamannya sampai menikah pada 2007. "Pada awalnya kita ragu kalau Afif itu terlibat dalam peristiwa peledakan bom di Jakarta, karena tidak ada gelagat yang mencurigakan dari sosok Afif," kata Sarwita.
Tetapi setelah polisi mengumumkan Afif terlibat dalam serangan teror itu, mereka baru percaya. Itu pun banyak warga yang tidak menyangka seorang rekan sekampung mereka terlibat teror di Jakarta.
Kapolsek Klari Kompol A Mulyana menyatakan Afif pernah ber-KTP dengan alamat Desa Duren, Kecamatan Klari, Karawang. Ia mengakui polisi-polisi dari Polres Karawang dan Densus 88 mendatangi daerah sekitar Desa Duren pada Kamis malam atau beberapa jam setelah serangan Teror Thamrin.
Sementara itu, Kepala Desa Duren Abdul Halim mengakui Afif memang pernah tinggal di daerahnya, tetapi sejak 2010, Afif dan keluarganya menghilang. Pindahnya Afif dan keluarga itu diketahui setelah Halim mendapatkan surat dari kepolisian Aceh yang menyatakan Afif ditangkap karena bergabung dalam pelatihan kelompok teroris di Aceh.
"Saat itu saya hendak mengantarkan surat itu ke rumah Afif, untuk disampaikan ke keluarganya. Tetapi ketika itu rumahnya sudah sepi," kata dia.











