SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah memutuskan mengusung kader internal, yaitu A Halim Iskandar sebagai calon gubernur Jatim. Sementara Partai Demokrat (PD) masih dalam proses mencari figur penganti Soekarwo.
Kini, giliran PDIP yang bersikap dalam menyongsong pilgub 2018. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi, SH M.Hum mengungkapkan, saat bertemu Megawati di sela Rakernas baru-baru ini, disebutkan pilgub Jatim akan menjadi momen penting PDI-P untuk merebut kekuasaan di Jawa Timur. Untuk itu, tahun ini juga, PDI-P akan mulai melakukan penjajakan dan konsolidasi internal partai untuk persiapan penjaringan calon gubernur Jatim 2008.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
“Waktu kurang dua tahun itu tidak panjang, kami ingin menang di pilgub nanti maka persiapan harus mulai tahun ini,” beber politisi senior PDIP itu kepada bangsaonline.com.
Wakil Ketua DPRD Jatim ini juga memastikan akan mempertimbangkan soal koalisi di Jawa Timur mengingat PDI-P memiliki 19 kursi, kurang 1 kursi sebagai syarat untuk mengusung calon gubernur. Termasuk mempertimbangkan tentang kondisi Jawa Timur yang heterogen. Sehingga bisa saja PDI-P dalam pilgub nanti akan menggandeng tokoh atau figur dari nahdliyin.
“Bisa saja kita mengusung calon dari tokoh nahdliyin, tinggal kombinasinya nanti siapa yang menjadi cagub dan siapa cawagub,” tukasnya.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Berbeda dengan Kusnadi, Giyanto, dari Badan Pemenangan Pilkada DDP PDIP Jatim, mengaku akan mencagubkan kader internal PDIP. Ia mengungkapan, walaupun pilgub baru digelar Juni 2018, tapi PDIP sudah menyiapkan berbagai langkah strategis. Salah satunya menyaring sejumlah nama untuk diusung maju sebagai calon gubernur.
"Banyak kader potensial PDIP yang layak diusung maju cagub Jatim. Untuk saat ini ada beberapa nama dari tingkat kabupaten/kota yang bisa ditarik, misal Abdullah Abdullah Azwar Anas, bupati terpilih Banyuwangi, Tri Rismaharini walikota terpilih Surabaya, Budi Sulistyono (Kanang), bupati terpilih Ngawi dan dari DPP nama Pramono Anung," ujar Politisi yang duduk sebagai anggota komisi C DPRD Jatim ini.
Giyanto mengatakan, sejumlah nama itu sangat berpotensi untuk diusung menjadi cagub Jatim di pilgub 2018. Menurut dia, selain keberhasilan mereka yang sudah tidak diragukan lagi dalam memimpin daerah, tingkat popularitas mereka pun cukup tinggi sehingga DPP mulai melakukan sejumlah langkah untuk memilih satu atau bahkan 2 untuk posisi cagub dan cawagub di pilgub 2018.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
Saat ditanya adakah kemungkinan untuk posisi cagub diambil dari luar kader partai, misal Wagub Saifullah Yusuf dan Mensos Khofifah Indar Parawansa, Giyanto menegaskan, walaupun kursi partainya di DPRD Jatim hanya 19 atau kurang 1 kursi untuk bisa mengusung calon, tapi untuk posisi cagub PDIP akan mengusung kader partai karena potensinya cukup besar untuk bisa memperoleh kemenangan, sedangkan posisi cawagub masih ada kemungkinan dari luar kader.
"Target PDIP untuk pilgub Jatim adalah menang karena Jatim bagian penting untuk membangun sinergitas pemerintahan. Dengan Jatim dipimpin kader PDIP maka sistem pembangunan akan sejalan dan sinergi dengan pemerintah pusat yang juga dipimpin kader PDIP, sehingga sudah tidak ada kata tawar untuk posisi cagub harus kader partai," ungkap orang dekat Megawati ini. (mdr/rev/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News