SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Belasan orang yang mengatasnamakan ‘Relawan Peduli Toni’, korban dugaan penganiayaan siswa di salah satu SMA bernama lengkap Ahmad Fahrul Futoni di Sumenep beberapa saat lalu, melakukan aksi ke Mapolres Sumenep, Senin (25/1). Kedatangan massa itu untuk mendesak Polres Sumenep menangkap pelaku penganiayaan, karena identitas pelaku saat ini sudah jelas.
Massa membawa banner bertuliskan “Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Toni”, “Polres Sumenep Harus Segera Tangkap Dalang Dan Pelaku Serta Yang Terlibat Penganiayaan “Toni” Anak Di Bawah Umur”, juga poster bertuliskan desakan lainnya.
Baca Juga: Polres Sumenep Ungkap Pembunuhan Bermotif Cemburu
Salah satu orator, Affandi, memaparkan bahwa Polres sebagai pengayom masyarakat harus benar-benar menunjukkan integritasnya, terlebih korban penganiayaan adalah anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah. “Kami harap Polres segera tangkap pelaku penganiayaan,” ujarnya.
Aksi itu mendapatkan pengamanan ekstra dari aparat keamanan. Terlihat barisan puluhan Polwan siap siaga untuk menghadang para demonstran di depan Mapolres.
Sementara Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Hasanudin, memastikan bahwa Polres tengah menindaklanjuti kasus dugaan penganiayaan tersebut. Hasanuddin memastikan Polres terus melakukan penyelidikan meski tidak ada demo. “Kami proses laporan dugaan penganiayaan ini,” janjinya.
Baca Juga: Polisi Ringkus Pengedar 63 Paket Sabu di Sumenep
Hasanuddin bahkan mengaku telah meminta keterangan dari saksi kunci. Tapi dia mengaku tidak mau terburu-buru menetapkan tersangka, karena penanganan kasus apa pun harus sejalan dengan prosedur yang ada.
Dugaan kasus penganiayaan itu terjadi pada tanggal 10 Januari 2016 lalu. Saat itu, Toni dituduh mengambil handphone (HP) milik temannya yang dititipkan sepulang dari silaturrahmi ke rumah teman lainnya di Kecamatan Lenteng. Tapi Toni bersikukuh bahwa telepon genggam itu hilang saat terjadi kecelakaan di Kecamatan Batuan.
Atas petunjuk orang pintar, korban terus diinterogasi oleh dua orang keluarga pemilik HP untuk mengakui kesalahan yang tidak dilakukan. Sehingga akhirnya terjadi dugaan penganiyaan itu. Tangan Toni dicelupkan ke minyak goreng mendidih yang menyebabkan tangannya melepuh. (smn/rev)
Baca Juga: Polda Jatim Bongkar Mafia Tanah Kas Desa di Sumenep
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News