SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemilihan Gubernur Jawa Timur (pilgub) masih sekitar satu setengah tahun lagi. Namun eskalasi politik di Jatim sudah meninggi. Terbaru muncul nama yang digadang-gadang maju sebagai calon gubernur provinsi paling Timur di pulau Jawa ini.
M. Nuh, mantan Mendiknas RI tampaknya mulai dilirik oleh Partai Demokrat untuk dicalonkan atau direkom dalam pilgub tahun 2018. Sinyal itu terlihat saat mantan Rektor ITS Surabaya itu dikenalkan Soekarwo (Gubernur Jatim sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Jatim) kepada sejumlah wartawan saat berkunjung ke kantor Gubernur Jatim.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
"Pak Nuh ini bagaimana? dia itu orang baik, jujur dan pintar lho," tanya Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo kepada sejumlah wartawan di pressroom kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumát (29/1).
Sebagian wartawan langsung merespon: sip. Tapi apakah Pak Nuh mau dicalonkan? Pakde Karwo dan Prof Dr. Ir. M. Nuh DEA pun hanya menjawab dengan senyum simpul sambil berpamitan menuju ruang kerja Gubernur Jatim.
Sejatinya gampang ditebak kalau Pak De Karwo memperkenalkan M Nuh kepada wartawan. Sebab secara politik dua tokoh ini punya latar belakang sama yaitu berpatron kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). M Nuh dua periode dipercaya sebagai Mendiknas sewaktu SBY menjabat presiden RI. Jadi antara SBY dan M Nuh jelas punya “tali rasa” sekali “tali politik” sehingga sangat mungkin Partai Demokrat akan mengusung M Nuh dalam Pilgub yang akan digelar Juni 2018.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Apalagi hingga kini Pak De Karwo dikabarkan tak punya calon representatif untuk menyambung estafet kepemimpinannya. Pak De Karwo memang dua kali berduet dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Tapi sang gubernur kabarnya sangat tak sreg dengan Gus Ipul.
Bahkan ketika menghadiri pengukuhan DPW Partai Hanura Jatim Pak De Karwo langsung membantah ketika kehadirannya bersama Gus Ipul dipersepsi memperkenalkan Gus Ipul kepada Wiranto dan kader Hanura. "Nggak, nggak ada itu. Sebelum saya, Gus Ipul sudah kenal duluan sama pak Wiranto," kilahnya. Ini berbeda dengan sikap Pak De Karwo kepada M Nuh yang terang-terangan memperkenalkan kepada wartawan.
Tapi benarkah Pak De Karwo menggadang-gadang M Nuh?. Menurut Suparto Wijoyo, pengamat politik dari Unair Surabaya, kedatangan M. Nuh berkunjung ke kantor Gubernur Jatim, Soekarwo berkaitan dengan pengawalan konsep pembangunan Jatim yang sustainable (berkelanjutan).
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
Pertimbangan lainnya, kata Suparto, sosok Pak Nuh yang dikenal sebagai begawan pembangunan pendidikan memiliki kesamaan pandangan dan visi dengan Pakde Karwo untuk menjadikan Jatim sebagai regional champion dan pintu gerbang Asean dalam era persaingan bebas di kawasan negara-negara Asean.
"Keunggulan Jatim di Indonesia dan Asean itu adalah panggilan historis. Sebab, di era Majapahit dulu pernah berjaya menguasai hampir separoh Asia," ungkap koordinator Magister Sains Hukum dan Pembangunan Unair Surabaya ini.
Di singgung apakah pertemuan kedua tokoh tersebut ada kaitannya dengan Pilgub Jatim mendatang, dengan lugas Suparto menyatakan masih terlalu jauh jika berpikir ke sana. Namun bisa juga pertemuan itu menjadi spirit baru menyiapkan calon penerima tongkat estafet kepemimpinan di Jatim ke depan.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Tinjau Langsung Rekapitulasi Hasil Hitung Suara Pilkada Tingkat Provinsi
"Pertemuan itu baru sinyal. Jadi membutuhkan respon dari publik. Dan publik juga butuh frekuensi sama yang bisa diwujudkan dalam bentuk visi pembangunan Jatim ke depan yang digagas kedua tokoh itu," analisis pria asli Lamongan ini.
Dijelaskan Suparto, M Nuh sekarang ini tengah fokus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia, khususnya Jatim untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) melalui wadah Indonesia X.
"Pak Nuh itu empu yang mengawal pembangunan Jatim supaya sustainable bersanding dengan pemikiran Pakde Karwo. Setelah bersanding kemudian siap bertanding jadi alternatif Gubernur Jatim mendatang itu kita tunggu saja," beber akademisi yang akrab disapa Kang Parto itu.
Baca Juga: TPP Bidang Hukum Khofifah-Emil Apresiasi Laporan KIPP soal Pelanggaran Pilkada di Surabaya
Hingga kini nama cagub muncul adalah Khofifah Indar Parawansa, Saifullah Yusuf, A Halim Iskandar, Tri Rismharini, M Nuh dan Azwar Anas. Namun dari sekian kandidat yang muncul nama Khofifah dan Gus Ipul yang paling popular.
Sementara Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang DH, mengatakan sampai saat ini masih belum ada usulan dari daerah untuk mencalonkan nama Tri Rismaharini (Risma) sebagai kandidat Gubernur Jatim dari PDIP.
"DPC-DPC yang ada di Jawa Timur tidak ada satupun yang mengusulkan namanya Risma, jadi sepertinya memang akan sulit untuk maju di Pilgub Jatim tahun 2018 mendatang," kata Bambang, Senin 25 Januari 2016, seperti dilansir viva.co.id.
Baca Juga: Ketua Komisi II DPR RI Apresiasi Pelaksanaan Pilkada di Jawa Timur
Meski demikian, saat ditanya siapa yang akan diusung oleh PDIP dalam Pilgub Jatim mendatang, Bambang masih enggan membukanya. Termasuk, untuk mengusulkan nama Bupati Banyuwangi, Azwar Anas, yang belakangan sering dikaitkan dengan PDIP, Bambang juga masih belum memberikan jawaban yang jelas.
"Belum, intinya jangan mudah tertipu dulu," jawab Bambang lalu tertawa.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra Jati, Anwar Sadat, menyatakan, Gerindra tidak akan mengusung Risma pada Pilgub Jatim mendatang. Alasannya, nama Risma tidak terlalu menjual di Jatim jika dibandingkan dengan nama-nama lainnya.
Baca Juga: Klarifikasi Khofifah soal Hoaks Video Bagi-Bagi Santunan Usai Menang Pilbup Jatim
"Makanya, kami pun akan mengajukan kader sendiri karena itu sesuai dengan arahan Bapak Prabowo Subianto," papar Anwar. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News