Harga Daging Sapi di Tuban Mahal, Disperpar Salahkan Pedagang

Harga Daging Sapi di Tuban Mahal, Disperpar Salahkan Pedagang Kepala Bidang Petrenakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Tuban, Pipin Diah Larasati. foto: suwandi/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Harga daging di Kabupaten Tuban yang semakin mahal membuat Dinas Pertanian dan Peternakan (disperpar) berang. Disperpar pun menuding pedagang daging sapi hanya mencari keuntungan besar dengan menaikkan harga daging.

Seperti dikatakan Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Tuban, Pipin Diah Larasati kepada bangsaonline.com, Selasa (2/2), ia menuding alasan pedagang yang berdalih menaikkan harga daging lantaran ada pasokan daging impor tidak logis. Selain itu, para pedagang juga beralasan jumlah populasi sapi saat ini menurun.

Baca Juga: Diskopumdag Tuban Fasilitasi 80 UMKM untuk Bermitra dengan Toko Ritel Modern

Ia menilai ingginya harga daging sapi di pasaran bukan karena dampak keterbatasan pasokan daging atau minimnya populasi sapi. Pasalnya, jumlah populasi sapi di Tuban melebihi kapasitas. Justru wilayah Tuban saat ini memasok daging sapi hingga keluar daerah lain di Jawa Timur.

“Jika ada pembatasan impor dan pajak pertambahan nilai harga daging yang dilakukan di pusat, diyakini tidak mempengaruhi harga daging sapi di Tuban. Karena Tuban gudangnya hewan sapi,” terangnya.

Pipin menilai, momen ini dimanfaatkan sejumlah oknum pedagang yang ingin mengeruk keuntungan lebih. Saat ini harga daging di Tuban mencapai Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogtam mengekor dari harga pusat. "Berarti menunjukkan pedagang daging sapi telah memainkan harga," ujar Pipin.

Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri

“Jadi tidak logis jika impor sapi mempengaruhi harga daging di sini, karena Kabupaten Tuban sebagai daerah pemasok sapi, bukan malah impor,” ungkapnya sambil menggelengkan kepala.

Pipin menampik, jika terdapat pedagang daging sapi yang mengeluh rugi. Analoginya sudah tidak mungkin jika pedagang sapi yang merugi. Jelas yang menanggung rugi tersebut sebenarnya peternak bukan malah pedagang. "Jika mengeluh rugi itu hanya alasan pedagang. Karena menginginkan keuntungan yang besar. Sehingga, dengan seenaknya menjual harga daging sapi yang cukup tinggi," imbuh Pipin.

Sementara itu, sesuai data Dinas Pertanian dan Peternakan Tuban, jumlah populasi sapi masih cukup tinggi yakni 324.295 ekor. Dengan jumlah sebanyak itu hampir dapat dipastikan setiap bulan Kabupaten Tuban bisa mengirim atau menjadi pemasok sapi untuk kebutuhan daerah lain rata-rata 1.000 ekor per bulan.

Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024

“Populasi kita masih aman, dan setiap bulan rata-rata Tuban mampu mengirim hingga 1000 ekor sapi. Tentunya kami juga terus berupaya menjaga populasi sapi dalam daerah dengan berbagai program ketahanan dan kelestarian,” jlentrehnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO