![JK Pertemukan Bakrie-Agung Laksono, Yorrys-Nurdin JK Pertemukan Bakrie-Agung Laksono, Yorrys-Nurdin](/images/uploads/berita/700/6c714b1e59c4f6a6713fbe03ff18a5ed.jpg)
Yorrys dan Nurdin memang kini sedang kompak-kompaknya di kubu Ical. Dan duet keduanya sebagai panitia, membuat kubu Agung khawatir.
Nurdin diketahui berperan besar dalam Munas Golkar kubu Ical yang digelar di Bali pada Desember 2014 lalu. Bahkan di munas itu sempat beredar rekaman rapat rahasia Nurdin dan sejumlah pengurus DPD I Golkar 'mengkondisikan' agar Ical terpilih sebagai ketum secara aklamasi.
Sementara Yorrys yang kini dekat dengan kubu Ical diketahui mengusir kubu Agung dari DPP Golkar bulan lalu.
Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung mengatakan penyelenggara Munas Golkar mesti dipilih secara terbuka lewat rapat yang dihadiri dua pihak. Agar jangan sampai ada kesan agenda Munas diambil alih salah satu pihak.
"Mekanisme itu dilakukan secara terbuka. Melalui suatu rapat pleno, diberikan kesempatan. Jadi, dari dua pihak masing-masing menyampaikan usulan-usulannya, mengacu mekanisme partai," ujar Akbar.
Hal serupa dikatakan Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Riau Agung Laksono. Dia mengapresiasi pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pelaksanaan Munas.
"Kita bergembira KPK menyahuti bersedia memantau, memonitor agar jalannya Munas tidak dilumuri money politic," kata Agung di Kantor Kosgoro 1957, Jakarta, Rabu (3/2).
Ia mengatakan calon ketua umum Golkar sudah mulai bermunculan. Terpenting, calon tersebut memenuhi kriteria kompetensi dan PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, tak tercela).
Mengenai persoalan KPK yang memonitor pelaksanaan Munas, Agung mengatakan hal itu terkait dengan calon ketum Golkar yang berasal dari beragam jabatan seperti pejabat publik, gubernur, anggota DPR atau bupati. "Kita ingin Golkar berubah, mudah-mudahan yang terpilih yang terbaik," kata Agung. (mer/rol/tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News