SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Muhammad Fawaid mengakui partainya belum bicara figur untuk calon gubernur Jatim 2018. Ia mengatakan saat ini lebih melihat kepada kriteria. Salah satu kriteria calon gubernur yang akan datang punya konsep untuk membawa Jawa Timur di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Syarat ini penting, karena tantangan Jatim ke depan berbeda dengan 5 atau 10 tahun lalu. Saat ini Jatim dihadapkan pada persaingan bebas, bukan hanya dengan provinsi luar Jatim tapi bersaing dengan negara lain yang masuk kawasan ASEAN.
"Kita hari ini tidak bicara leadership (kepemimpinan-red). Itu sudah lumrah, sekarang tantangannya pasar bebas ASEAN. Makanya kita mencari calon pemimpin Jatim yang punya konsep menghadapi MEA," beber putera KH. Muzzaki Syah, pengasuh Ponpes Al Qodiri, Jember ini, Jumat (5/2).
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Politisi muda Gerindra yang namanya masuk nominasi cawagub Jatim potensial versi Forum Muda Demokrasi (FomDem) itu menilai selain Soekarwo, saat ini belum ada figur yang punya visi dan konsep jelas memimpin Jatim di era MEA. Dirinya berharap, ke depan muncul pemimpin yang memiliki gagasan jitu di tengah persaingan global. Hal itu penting agar Jawa Timur tidak tergilas dalam persaingan dengan warga negara asing (WNA) asal negara Asean.
Kekhawatiran anggota Komisi B DPRD Jatim yang membidangi perekonomian ini bukan tanpa alasan. Sejak pemberlakuan MEA sejak 1 Januari 2016, ribuan tenaga kerja asing (TKA) yang umumnya berasal dari Tiongkok, Myanmar dan Thailand langsung membanjiri kota-kota di Jatim, seperti Surabaya, Sidoarjo serta Gresik.
Terbaru, seperti diberitakan bangsaonline.com, 20 TKA tanpa dokumen resmi ditemukan di Nganjuk. "Ancaman sudah bukan di depan mata tapi sudah sudah menjadi kenyataan. Kalau cagubnya tidak punya visi ke depan, Jawa Timur bisa dijajah secara ekonomi. Kita terancam jadi penonton di tanah air sendiri," urai Fawaid.
Baca Juga: Aksi Heroik Relawan Jalan Kaki ke IKN, Khofifah Titipkan Udeng Madura
Mantan fungsionaris DPP Partai Demokrat yang loyalis Anas Urbaningrum ini yakin proses politik menuju pilgub akan berproses dengan sendirinya. Secara informal, sudah ada sejumlah nama yang dikantongi dan menjadi pilihan politik. Namun Gerindra merasa masih terlalu pagi untuk menyebut nama, apalagi mengeluarkan rekomendasi. Terlebi prosesnya tidak hanya sampai tingkat DPD tapi melibatkan DPP dan tentu saja Prabowo Subianto selaku Ketua Umum.
"Untuk proses politiknya mengalir saja. Kita tak mau terburu-buru dalam memilih calon pemimpin. Kita tak mau terjebak dalam pencitraan semu. Kita cari pemimpin yang punya konsep dan mau bekerja," tegas eksponen HMI ini.
Terpisah, Hadi Mulyo Utomo, Ketua Lembaga Kajian Forum Warga Jawa Timur (ForJatim) berharap calon gubernur mendatang kualitasnya tak kalah dengan provinsi lain di Indonesia. Bahkan semestinya di atas kualitas gubernur provinsi lain. Alasannya, Jawa Timur punya peran strategis dalam tataran pembangunan Indonesia dan Asia Tenggara. Sebab, Jatim adalah gerbang Indonesia Timur yang notabene pintu masuk perdagangan di Indonesia bagian Timur hingga ke Timor Leste dan Australia.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
Lulusan terbaik Magister Hukum Unair ini menambahkan, provinsi paling Timur di pulau Jawa tersebut juga memiliki penduduk yang besar. Ini jelas pasar potensial bagi perdagang regional maupun global. Hal itu ditopang dengan luas wilayah dan suburnya lahan di Jawa Timur. Tak hanya daratan, potensi laut di Jatim juga sangat luar biasa. Termasuk kekayaan bawah laut seperti minyak dan gas.
"Cagub mendatang kualitasnya harus di atas provinsi lain. Paling tidak selevel dengan Gubernur DKI Jakarta. Ini penting karena Jatim punya peran strategis di Indonesia Timur," pungkas Dosen Universitas Surabaya (Ubaya) ini. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News