Virus Zika: Mimpi Buruk Bagi Ibu Hamil, Dicurigai sebagai Bioterorisme

Virus Zika: Mimpi Buruk Bagi Ibu Hamil, Dicurigai sebagai Bioterorisme Seorang ibu hamil sedang memeriksakan kandunganya lantaran khawatir terhadap penyebaran virus zika.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Virus Zika menjadi mimpi buruk bagi ibu hamil. Virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes ini dapat menyerang janin selama kehamilan.

Virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Di daerah tropis, Zika dibawa nyamuk Aedes Aegypti. Di Afrika, Aedes Africanus, dan Aedes AIbopictus di beberapa daerah lain.

Baca Juga: Virus itu Benda Hidup atau Benda Mati, Tiongkok Krisis Babi, Ini Jawabannya

"Penyakit ini sebenarnya tidak seperti demam berdarah. Sel darah putih menurun tetapi tidak disertai penurunan trombosit sehingga resiko perdarahan itu relatif kecil," kata pakar penyakit tropis Universitas Airlangga, Nasronudin.

Dia mengatakan, dari jenis Flavi itu masuk ke dalam aliran darah dan berhadapan dengan sistem kekebalan tubuh. Bila berhasil ke sel sasaran, akan masuk ke mediator dan memicu reaksi radang pada sistem tubuh dan mengakibatkan keluhan dan gejala pada penderita.

"Tapi yang paling ditakutkan itu adalah dari ibu yang sedang hamil karena rentan menularkan kepada janin yang di kandungnya," kata dia.

Baca Juga: Semua Cemas Wabah Omicron, Kecuali Pedagang PCR dan Antigen

Mediator yang dikeluarkan oleh sel sasaran pada ibu hamil itu, kata Nasronudin, akan menimbulkan reaksi peradangan termasuk peradangan sawar darah otak pada janin selama kehamilan.

"Maka akan mengintervensi pada sel-sel otak janin, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sel otak sehingga massa otak tidak tumbuh sebagaimana mestinya. Jadi ukuran otak janin yang dilahirkan akan jadi kecil atau microcephaly," imbuh dia.

Orang yang terinfeksi Zika menunjukkan gejala di antaranya demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan peradangan konjungtiva. Pada beberapa kasus yang dilaporkan terjadi gangguan saraf dan komplikasi autoimun. Gejala ini berlangsung selama 2-7 hari. Pada kondisi tubuh yang baik, penyakit ini dapat pulih dalam waktu 7-12 hari.

Baca Juga: Ini Perbedaan Virus Flu, Flu Burung, dan Covid! Perlu Vaksin Antibodi dan Proteksi Bodi

Sementara Sementara Pakar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Surabaya, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom MS mengatakan, zika bisa dinilai menjadi tanda yang mendekati dari ancaman bioterorisme.

"Saya sebagai peneliti curiga bahwa zika bisa dikatakan mendekati ancaman bioterorisme yaitu teror dengan senjata biologi berupa kuman penyakit, yang saat ini sudah terjadi di Indonesia," kata Guru Besar Unair tersebut, kemarin.

Ia mengatakan ciri dari bioterorisme adalah bisa berdampak langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, bioterorisme bisa menyebabkan kematian dan kesakitan dalam jangka panjang, termasuk informasi yang berkembang mengenai dampak dari Zika, yaitu microchepaly, sebuah kondisi buruk ketika bayi dilahirkan dengan otak dan kepala kecil.

Baca Juga: HUT ke-75 RI, Gedung Grahadi Berbunga, Khofifah: Kita Perang Melawan Virus Tak Kasat Mata

"Informasi ini seharusnya dilandasi dengan kajian ilmiah. Menurut saya World Health Organization (WHO) yang menyatakan darurat kesehatan akibat persoalan Zika, sebaiknya dilakukan riset terlebih dahulu agar masyarakat tidak cemas menanggapi isu kesehatan ini," tuturnya.

Menurut dia, bioterorisme itu menggunakan bakteri, , dan kuman penyakit lain yang dampaknya tidak langsung namun berjangka waktu lama, yaitu perekonomian jatuh, sedangkan untuk permasalahan Zika ini masih perlu diteliti terkait faktor, motif dan dampaknya.

"Bioterorisme perlu diantisipasi, sebab Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau globalisasi memang memicu persaingan ekonomi. Seseorang yang panik, ketika ditawarkan apa saja, maka ia langsung menerimanya tanpa memikirkan terlebih dahulu dan ini terjadi secara global," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Mohon Do'a Ulama Agar Jatim Terbebas Covid-19

Lebih lanjut dia mengungkapkan, masyarakat global seakan dibangun konstruksi bahwa Zika adalah yang berbahaya akibat pemberitaan di media massa secara global, padahal di Indonesia seharusnya yang dikhawatirkan adalah influenza, seperti flu burung serta dengue atau Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Secara tiba-tiba pemerintah Brazil mengambil keputusan bahwa perempuan di sana tidak diperbolehkan hamil karena dikhawatirkan terinfeksi Zika, karena akan menyebabkan microchepaly. Hal inilah yang harus dicari motifnya, padahal Zika ditemukan sekitar 69 tahun lalu, tepatnya 1947," jelasnya.

Hal tersebut, lanjutnya akan menyebabkan gangguan psikologis bagi calon ibu maupun wanita yang ingin memiliki keturunan, namun tidak ada landasan ilmiah yang meyakinkan dampak buruk Zika. Selain itu, Zika juga bisa ditularkan melalui hubungan seks.

Baca Juga: Tom Hanks dan Istrinya Rita Wilson, Positif Tertular Coronavirus di Australia

"Saya menyarankan kepada masyarakat jangan cemas, karena Zika ini kemungkinan ada beberapa pihak yang akan memanfaatkannya, untuk menjadi isu internasional dan bisa mematahkan perekonomian atau kestabilan suatu negara tertentu, karena hal ini mendekati tanda ancaman bioterorisme," tandasnya. (ant/met/lan)

Sumber: antaranews/metrotvnews

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO