SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peringatan HUT RI ke-75 Kemerdekaan RI yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur kali ini sangat berbeda. Jika biasanya acara HUT RI digelar di jalan raya depan Gedung Negara Grahadi, kali ini digelar di Gedung Negara Grahadi. Maklum, masa pandemi Covid-19. Pesertanya pun kini sangat terbatas.
Selain itu, Gedung Negara Grahadi penuh bunga. Gedung bersejarah itu bernuansa bunga sehingga tampak sangat indah.
Baca Juga: Khofifah-Emil Kenang Sosok Bung Karno dan Kedekatannya dengan Ulama NU
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur menjadikan peringatan HUT RI ke-75 sebagai momentum meraih kemerdekaan dari belenggu pandemi Covid-19.
Khofifah optimistis, jika seluruh masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, maka Jatim bisa segera merdeka dari Covid -19 dan mulai memasuki masa adaptasi kebiasaan baru.
Baca Juga: Khofifah Dorong Guru Terus Belajar dan Adaptasi Hadapi Perubahan Zaman di Peringatan HGN 2024
“Kalau protokol kesehatan masih tidak diindahkan, kalau masih menganggap sepele, maka Jatim akan sulit merdeka dari Covid-19. Tetapi jika sebaliknya, kita disiplin melaksanakan protokol kesehatan insyaallah Jatim segera merdeka dari pandemi covid-19 ,” tegas Gubernur Khofifah usai upacara peringatan HUT RI Ke-75 di Gedung Negara Grahadi, Senin (17/8).
Khofifah mengatakan, peringatan HUT RI ke-75 tahun ini berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya akibat pandemi covid yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu. Namun demikian, tambah dia, jangan sampai penghayatan akan makna perjuangan para pahlawan bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia ikut meredup.
Baca Juga: Isi Hari Tenang Kampanye, Khofifah-Emil Ziarah ke Makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur
Sebaliknya, lanjut Khofifah, semangat untuk segera bebas dari Covid-19 harus semakin membara. Apalagi orang Jawa Timur terkenal dengan sikap pemberani dan pantang menyerahnya.
“Kita harus buktikan bahwa Jawa Timur bisa segera lepas dan bebas dari Covid-19. Perang kita hari ini adalah perang melawan virus yang tidak kasat mata, bukan penjajah yang secara fisik terlihat oleh mata,” imbuhnya.
khofifah menegaskan, pemerintah tidak bisa sendirian melawan pandemi ini. Segala upaya yang dilakukan tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan penuh masyarakat.
Baca Juga: Ngalap Berkah Lewat Sholawatan di Bangkalan, Khofifah Ajak Warga Tak Golput
Realitas ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Oleh karena itu, lanjut Khofifah, semua elemen masyarakat harus bersatu dan punya kesamaan visi agar pandemi ini bisa segera berakhir.
“PR-nya cuma satu, disiplin. Hari ini kurva persebaran Covid-19 terus menurun, tapi jika kita lengah, maka rantai persebaran bisa saja terjadi. Patuhi protokol kesehatan, tidak ada tawar menawar karena obat dan vaksinnya belum ditemukan,” imbuhnya.
Khofifah menyebutkan bahwa pandemi ini belum diketahui sampai kapan akan berlangsung. Pasalnya, sampai hari ini semua negara di dunia belum menemukan obat dan vaksin yang secara klinis terbukti mampu menangkal Covid-19.
Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil
Maka dari itu, strategi perang paling jitu adalah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Jatim harus segera bangkit dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.
“Modal sosial kita adalah persatuan, kesatuan, kepedulian sosial, kebersamaan, gotong royong, dan perasaan senasib sepenanggungan yang sudah teruji sejak jaman penjajahan. Saya yakin, jika itu semua dimix maka Jatim dan Indonesia bisa segera move on,” katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News