TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Tuban dinilai masih abai terhadap kesenian. Terbukti, sampai detik ini pelaku seni tidak pernah disentuh. Bahkan, hasil karya seniman juga jarang dijembatani oleh pemerintah untuk ditampilkan ke ruang pamer.
Selama ini pemkab masih minim memberikan fasilitas kepada para seniman. Termasuk tempat proses hingga memamerkan hasil karya. Pelaku seniman cenderung berupaya secara mandiri untuk menampilkan hasil karyanya tersebut. Upaya itu dilakukan agar kiprah seniman tidak mati suri dimata publik bumi wali.
Baca Juga: Diskopumdag Tuban Fasilitasi 80 UMKM untuk Bermitra dengan Toko Ritel Modern
Eko Rudi Sugiarto (31) Pelaku Seni Rupa sekaligus Pengelola Ajang Kesenian (AKSI) Tuban kepada bangsaonline.com, Sabtu (13/2) mengatakan, diakui saat ini memang eksistensi pelaku seni minim mendapat dukungan dari pemerintah. Sehingga, pegiat seni hanya berkreasi di ruang lingkup bidangnya masing-masing.
Padahal pelaku seni di bumi wali sangat banyak mulai kesenian rupa, gerak, suara dan sastra. Akan tetapi, karena mereka minim sentuhan dari pemerintah sehingga, hanya bisa pasrah bagaikan air yang mengalir di sungai.
“Selama ini teman-teman seniman hanya bergeliat di komunitasnya masing-masing, Semua seniman tidak pernah dikumpulkan, sehingga untuk menyamakan visi dan misi seniman sulit ditemukan,” beber mantan Ketua Komunitas Seni Rupa Unirow Tuban ini.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
Kiwil, sapaan akrab Eko Rudi, menambahkan, karena minimnya sentuhan dari pemkab membuat kiprah para seniman hanya “adem ayem”. Kesenian tidak menonjol seperti di daerah lain yang justru mengkolaborasikan antara kesenian dan kebudayaan. Dari hasil kolaborasi itu menjadikan daerah tersebut terangkat akan nilai-nilai kesenian dan kebudayaannya.
“Di Tuban keseniannya belum tampak, kondisi ini ibarat pemerintah masih “merem” terhadap kesenian,” pungkas dia.
Hal senada disampaikan Herwasis Wijanarko Putro, sebagai pelaku seni teater kawakan. IA menuturkan, peran pemerintah sangat kurang untuk mengakomodasi para seniman. Ini juga membuat wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap kesenian juga masih minim.
Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024
Katanya, selama ini penikmat hasil karya seni masih sekadar dari kalangan pelaku, guru kesenian dan pelajar yang suka terhadap seni. Padahal semestinya masyarakat perlu tahu makna sebenarnya terhadap kesenian. Mulai proses penciptaan hingga menampilkan hasil karya. Namun, kenyataannya masyarakat hanya mengetahuui hasil karya yang dihasillkan dan bukan proses penciptaannya.
“Untuk memajukan kesenian dan kebudayaan di Tuban, perlu adanya kerja sama antara pelaku seni, masyarakat dan pemerintah. Sehingga, kesenian dan kebudayaan dapat tereksplor ke publik secara meluas,” terang dia.
Ditambahkan Herwasis, jika kesenian dan kebudayaan digarap dengan serius diyakini dapat menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Asalkan pelaku seni kompak, masyarakat paham kesenian dan pemerintah memberikan fasilitas, dijamin kesenian Tuban akan terangkat ke luar daerah.
Baca Juga: Awali Rangkaian HJT ke-731, Pjs. Bupati Tuban Ziarah ke Makam Ronggolawe hingga Sunan Bonang
“Seperti di Jember, Banyuwangi dan Mojokerto saja bisa, masa Tuban tidak bisa. Padahal Tuban ini kota seribu sejarah sejak sebelem jaman keraajaan majapahit berdiri. Paling tidak dengan banyaknya sejarah dapat memotivasi pemerintah untuk membangkitkan kesenian dan kebudayaan di Tuban,” harap dia. (wan/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News