SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mencuatnya kasus Wayan Mirna Salihin yang diracun dengan bahan kimia sianida diduga menginspirasi kelompok teroris untuk menjalankan aksinya. Bahkan modus memakai racun sianida itu kini diwaspadai pihak kepolisian yang selama ini kerap menjadi salah satu target kelompok teroris.
Polisi pun diminta waspada. Itu terungkap dalam sebuah surat telegram rahasia yang dikeluarkan Polda Jawa Timur. Surat itu ditembuskan kepada Asops Kapolri dan Kapolda Jatim. Dalam surat disebutkan, keluarnya surat berawal dari SMS Kapolri kepada para Kapolda tanggal 13 Februari 2016 tentang adanya rencana giat kelompok teroris. Sasaran racun sianida di surat tersebut adalah anggota Polri yang bertugas di lapangan dan seluruh Markas Komando (Mako) Polri.
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Dalam surat yang ditandatangani Karoops Polda Jawa Timur, Kombes Pol Arief Pranoto, informasi ancaman racun sianida diedarkan untuk seluruh anggota Polri yang bertugas di lapangan. Selanjutnya, informasi itu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama soal modus-modus baru kelompok teroris. Tak jelas kelompok teroris mana yang dimaksud dalam surat yang belum mendapatkan cap stempel resmi dari pihak Polda Jawa Timur itu.
Polda Jatim membenarkan adanya surat edaran Telegram Rahasia (TR) untuk mengantisipasi seluruh jajaran kepolisian di wilayahnya, terkait rencana kegiatan kelompok teroris menggunakan racun sianida.
"Iya benar, itu kami keluarkan untuk mengantisipasi adanya serangan-serangan kelompok teroris yang bisa saja menggunakan modus baru seperti menggunakan bahan kimia sianida," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen (Pol) Anton Setiadji, Minggu (14/2) dikutip dari okezone.com.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo
Anton menjelaskan, kewaspadaan itu penting bagi para anggota kepolisian yang kerap kali jadi sasaran aksi terorisme akhir-akhir ini. "Itu kan petunjuk untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap aksi teror, tujuannya ya itu saja meningkatkan kewaspadaan kepada para anggota kepolisian karena seperti yang terjadi di Jakarta salah satunya itu kan banyak sasarannya polisi," kata Anton.
Polda Jatim, lanjut Anton, terus belajar dari aksi terorisme yang terjadi di Kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta awal Januari 2016 lalu. Saat itu, Pos Polisi jadi salah satu target kelompok radikal tersebut."Kita supaya tingkatkan kewaspadaan, jangan sampai kecolongan. Ansitipasi dan hati-hati kala itu sasarannyaa ditujukan ke polisi," tukas Anton.
Lebih jauh, Anton meminta agar polisi mewaspadai berbagai modus baru serangan teroris, termasuk dengan menggunakan racun sianida. "Ya mereka kan punya banyak cara dan modus baru yang perlu kita cermati dan waspadai," simpulnya.
Baca Juga: Instruksi Kapolri, Kapolres Mojokerto Kota Periksa HP Anggota
Terpisah, Kapolres Jombang AKBP Sudjarwoko membenarkan adanya telegram rahasia dari Kapolda Jatim terkait ancaman teroris dengan racun sianida. Surat itu berisi tentang peringatan kepada anggota Polri yang bertugas di lapangan dan seluruh Markas Komando (Mako) Polri untuk waspada dengan modus baru teroris. Telegram rahasia tersebut diterima pada Sabtu 13 Februari 2016. "Iya sudah terima kemarin sore kami terima," kata Sudjarwoko, Minggu (14/2) dikutip dari okezone.com.
Atas hal itu, Sudjarwoko meminta agar seganap anggota yang bertugas di lapangan untuk tidak menerima pemberian makanan atau minuman dari orang tak dikenal."Sebenarnya tanpa ada telegram itu pun kami sudah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya adalah razia. Tiap malam di beberapa titik di Jombang juga sering dilakukan razia. Termasuk juga dilakukan oleh jajaran Satlantas," jelasnya.
Langkah lainnya adalah dengan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya teroris. "Tentu juga meminta kepada segenap anggota Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masing-masing," pungkasnya. (okz/dtc/mer/sta)
Baca Juga: Pemohon SIM Wajib Miliki BPJS, Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jatim Bilang Begini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News