Kemensos Siapkan Hunian Bagi Gepeng, 40 Unit segera Dibangun di Malang

Kemensos Siapkan Hunian Bagi Gepeng, 40 Unit segera Dibangun di Malang Mensos Khofifah Indar Parawansa bersama Wali Kota Malang HM Anton memberikan keterangan soal program hunian bagi gepeng, Senin (15/2). foto: iwan/ BANGSAONLINE

KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Kementerian Sosial () dalam waktu dekat ini menyiapkan hunian tetap (huntap) bagi gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ada di Kota Malang, sebagai pengimplementasian Indonesia bebas gelandangan dan pengemis 2017.

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawanasa mengatakan, pembangunan hunian ini agar gelandangan dan pengemis, tidak kembali lagi ke jalanan. "Selain hunian tetap, mereka juga bakal kita bekali dengan keterampilan agar mereka dapat hidup dengan layak tanpa menjadi gelandangan atau pengemis," ucap Mensos Khofifah di sela meninjau persiapan Harlah Muslimat NU ke 70 di Kota Malang, Senin (15/2).

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Pemkot Pasuruan Gelar Upacara

Pembangunan hunian tetap bagi gepeng itu bagian dari Program “Desa Ku Menanti” untuk menyambut Indonesia Bersih dari Homeless pada tahun 2017 mendatang. Untuk program itu, menggelontorkan dana senilai Rp 1,2 miliar, yang akan digunakan untuk pembebasan daerah homeless, meliputi pemberian jaminan hidup selama 3 bulan, senilai Rp 10.000 selama 90 hari, dikalikan jumlah anggota keluarga.

Selain itu, peserta program ini, akan mendapatkan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) senilai Rp 5 juta. “Belum lagi mendapatkan bantuan pembangunan hunian tetapnya senilai Rp 30 juta per rumah," beber Khofifah.

Program Desa Ku Menanti ini, sambung Ketua Umum PP Muslimat NU, ditetapkan jumlahnya sebanyak 40 hunian bagi 40 Kepala Keluarga (KK), plus menyesuaikan anggaran yang ada di . “Harapan dan target kami, dit ahun 2017 Indonesia sudah bebas dari Homless maupun anjal, dan di tahun 2019, Indonesia juga bebas dari Lokalisasi,” cetusnya.

Baca Juga: Menjelang Hari Pahlawan, Kemensos Anjangsana ke Keluarga Gubernur Suryo

Oleh karena itu, Khofifah berharap kepada Kota Malang, satu-satunya daerah Provinsi Jawa Timur, yang menjadi prioritas di tahun 2016, dalam melaksanakan program Desa Ku Menanti, sehingga Kota Malang mesti menyiapkan lahannya.

Lebih jauh Khofifah menjelaskan, sebelum mereka menempati Huntap, tentunya mereka akan dilakukan pembinaan, pembelajaran keterampilan maupun pencerahan, agar mereka secara sadar, tidak bakal lagi ke pekerjaan semula yakni menjadi Gepeng kembali. "Hasil karya produksi mereka, pemerintah menindaklanjuti mencarikan market, agar produksi penghuni Huntap bisa terus berkelanjutan, dengan sendiri siklus perputaran ekonomi bisa semakin hidup berkembang," terang Mensos.

Terpisah, Wali Kota Malang HM Anton mengaku sangat mengapresiasi dengan program itu. Pihaknya bahkan sempat menyampaikan hendaknya anggaran dari senilai Rp 1,2 miliar tersebut, ditambah. “Mengingat kontur tanah di lokasi menjorok ke dalam, menyebabkan adanya penambahan pengurukan lebih merata lagi. Dan kami di sini, sifatnya hanya menyediakan lahan semata, namun untuk anggarannya murni dari ," cetus HM Anton.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Salurkan Bantuan Sembako dan Alat Bantu untuk 115 Disabilitas

Terpisah, Kepala Dinsos Kota Malang Sri Wahyuningtyas menambahkan, hingga saat ini, data yang sudah masuk ada 70-80 gepeng, yang bakal diseleksi menjadi 40 orang. Seleksi itu diantaranya warga asli Malang dengan bukti KTP dan Kartu Keluarga (KK), serta bersedia dibina dan berjanji tidak akan kembali lagi menjadi gepeng. Sementara, calon penghuni huntap, Sugianto, yang juga warga Tanjung Putra Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun, Malang, berharap bisa hidup lebih baik. (iwa/thu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Marah Lagi! Mensos Risma Bentak-Bentak Pendamping PKH, ini Tanggapan Gubernur Gorontalo':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO