Uang Palsu di Jatim Ditengarai Sisa Dana Pilkada, BI Terus Kampanyekan GNNT

Uang Palsu di Jatim Ditengarai Sisa Dana Pilkada, BI Terus Kampanyekan GNNT ilustrasi uang palsu

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Untuk menekan peredaran uang palsu (upal),  Bank Indonesia terus mengampanyekan gerakan Nasional NonTunai (GNNT). BI berharap dengan GNNT ini bisa potensi pemalsuan uang yang sekarang semakin canggih dapat diminimalisir. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Sistem Pembayaran, Komunikasi dan Layanan Publik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Hestu Wibowo.

“Dalam bebebarapa bulan terakhir kita banyak menemukan lagi aksi peredaran uang palsu di Jawa Timur. Seperti bulan lalu di Bandara Juanda, kemudian di Jember,” ucap dia di sela acara bincang-bincang media di Kantor BI Jatim, Surabaya, Rabu (24/2).

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

Ia menduga upal yang beredar dan ditemukan di Jatim belum lama ini merupakan sisa dari penggunaan dana pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 september 2015 lalu. Selain itu juga sisa dari lebaran tahun lalu, mengingat beredarnya upal meningkat menjelang lebaran.

Hestu mengakui, GNNT hanya salah satu satu instrumen yang bisa dipakai untuk memperkecil peluang peredaran. Sebetulnya kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem pembayaranlah yang paling penting.

“Kesadaran masyarakat ini juga berangkat dari sosialisasi program 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang saat menerima uang,” ujar dia.

Baca Juga: Yayat Cadarajat Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang Baru

BI meyakini semakin banyak kasus pemalsuan yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan kasusnya yang meningkat. Sejak era Orde Baru aksi semacam ini sudah ada tetapi tidak banyak dipublikasikan media, seperti halnya isu korupsi. Namun sejalan dengan era keterbukaan informasi, beragam kasus termasuk korupsi dan pemalsuan uang jadi sering diangkat ke permukaan. Adapun menyangkut kasus pemalsuan di Jawa Timur, analisa BI, uang palsu yang ditemukan kemungkinan sisa dari aksi serangan fajar saat pilkada.

Salah satu kasus pemalsuan yang ada di Jawa Timur belum lama ini terjadi di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo. Tersangka adalah dua calon penumpang tujuan Pangkal Pinang. Saat itu dari kedua tersangkan ditemukan barang bukti uang palsu pecahan Rp 100.000-an dan Rp 50.000 total sekitar Rp109 juta.

Temuan upal di Jawa Timur, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2014 ditemukan sebanyak 11.279 lembar kemudian tahun 2015 sebanyak 14.610 lembar dan pada tahun 2016 sampai dengan 24 Februari sebanyak 3.154 lembar. Upal yang ditemukan lebih banyak pecahan 50 ribu dan 100 ribu.

Baca Juga: Fesyar Regional Jawa 2024, Adhy Karyono Sebut Jatim Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Syariah Nasional

Sementara Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) digarap Bank Indonesia, merupakan kerjasama dengan 15 perbankan. Adapun bank yang terlibat di antaranya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT BNI (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., dan PT Bank Danamon Tbk. Sosialisasi GNNT sebetulnya sudah dilakukan BI sejak 14 Agustus 2015. Program ini fokus utamanya untuk mengedukasi masyarakat tentang jasa sistem pembayaran di Tanah Air. Bank Indonesia berkewajiban menggalakkannya karena berperan sebagai pengawas kegiatan sistem pembayaran. (yan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO