JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Meski sudah dijadwalkan sebelumnya, namun panen raya di Desa Palrejo, Kecamatan Sumobito, Jombang tanpa dihadiri Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Sabtu (19/3/2016). Praktis, panen raya tersebut hanya dihadiri Dirjen Tanaman Pangan Hasil Sembiring, anggota DPR RI Suryo Alam, serta Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko.
"Memang ada rencana Pak Presiden menghadiri panen raya di Jombang. Namun karena sesuatu hal, akhirnya tidak jadi. Pak Jokowi ada kegiatan peresmian jalan tol di Mojokerto," ujar Nyono saat berada di lokasi panen raya Desa Palrejo.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
Dalam panen raya tersebut, bupati tidak memegang sabit untuk memotong padi. Namun menggunakan mesin pemotong. Tidak kurang dari lima menit, padi yang sebelumnya berdiri tegak, langsung roboh. Ratusan undangan yang hadir, sontak bertepuk tangan.
Bukan hanya panen raya, dalam kesempatan itu bupati bersama Dirjen Tanaman Pangan juga melakukan penanaman padi secara simbolis. Lagi-lagi penanaman tersebut juga menggunakan mesin mekanik.
"Alat mekanik ini bantuan dari pemerintah pusat untuk kelompok tani. Dengan mekanisasi, bisa mengirit biaya operasional petani hingga 15 persen. Jadi sangat membantu petani," ujar Nyono.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Ditemui di lokasi yang sama, anggota komisi IV DPR RI, Suryo Alam, meminta Bulog melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal. Caranya, Bulog melakukan jemput bola ke petani. Sehingga harga jual gabah tetap sesuai dengan HPP. Upaya itu, menurut Suryo, juga bisa memangkas rantai perdagangan.
"Jika bulog melakukan jemput bola ke petani, maka petani tidak akan menjual hasil panennya ke tengkulak. Karena harga jual ke tengkulak, jauh dari HPP," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News