BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Durian merah asal Banyuwangi kini mulai menjadi primadona. Tak hanya diburu para wisatawan, juga menjadi incaran peneliti mancanegara untuk riset pengembangan buah khas tropis. Semula, buah durian ini dihasilkan hanya dari lima pohon di Kabupaten Banyuwangi.
Peneliti durian merah, Eko Mulyono (44) menyebut, beberapa peneliti dari Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, dan Australia datang ke lokasi pengembangan durian Merah. Mereka belajar mulai dari cara tanam hingga pembesaran.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
"Peneliti yang datang tidak sembarangan, mereka memang dikirim oleh negaranya belajar tentang durian merah untuk dikembangkan di negaranya. Misalnya saja dari Agriculture and Riset Development, Kementrian Sains, dan Teknologi Malaysia dan atase pertanian Kedutaan Thailand," kata Eko, asal Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi, di RTH Taman Blambangan, Minggu (10/4) dikutip dari detik.com.
Eko mengatakan, semula jumlah pohon durian merah besar dan produktif di Banyuwangi hanya ada 5 buah pohon yang tersebar di beberapa wilayah. Selanjutnya dimulailah pengembangan durian merah untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Caranya melalui proses polinasi (penyerbukan) di lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh durian merah.
"Kami sudah melakukan riset, wilayah yang cocok untuk pengembangan durian merah di Banyuwangi hanya ada di lima Kecamatan yakni Kalipuro, Glagah, Songgon, Licin, dan Kecamatan Giri," ujar Eko.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
Kenapa di lima kecamatan tersebut? Eko menjelaskan, di wilayah ini tanahnya memiliki unsur hara yang istimewa karena mendapatkan asupan sulfur dari Gunung Ijen ataupun Gunung Raung ditambah hawa laut dari selat Bali yang kaya akan mineral.
"Unsur hara dan mineral ini sangat berpengaruh pada karakteristik durian merah yang dihasilkan termasuk warna merah pada dagingnya," cetusnya.
Eko melanjutkan, pada sekali proses polinasi akan dihasilkan 10-25 jenis buah durian merah yang berbeda-beda. Namun saat biji hasil buah itu disemai tidak semuanya akan tumbuh menjadi tunas. Tunas-tunas yang berhasil tumbuh inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhan baru hingga mencapai 65 varietas.
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
"Setelah tumbuh menjadi tunas kemudian tunas dipotong dan ditempel ke pohon yang sudah besar dengan metode top walking. Dengan metode ini tidak perlu menunggu sampai bertahun-tahun agar pohon durian merah berbuah, hanya 2,5 tahun sudah bisa produksi," terangnya.
Dari 65 varietas yang ditemukan melalui proses tersebut, menghasilkan karakteristik pohon dan buah berbeda-beda seperti warna daging buah yang bermacam-macam ada yang merah block dan merah grafis. Untuk rasa juga beragam ada yang manis, asin gurih, bahkan pahit.
"Kami terus mengembangkan durian merah dengan merangkul para petani melalui pemberian bibit maupun spesimen secara gratis. Kami berharap semakin banyak petani yang mampu menanam durian merah karena nilai ekonomis buah ini sangat tinggi. Per kilogramnya Rp 150-275 ribu, maka bisa menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi siapapun yang ingin mengembangkan," pungkas Eko.
Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon
Karakteristik buah berduri ini cukup unik. Warna merah, daging tebal, dan rasa yang nikmat menjadi daya tarik yang menggoda untuk mencicipinya. Di Banyuwangi, buah durian yang memiliki karakteristik berdaging warna merah ini ternyata memiliki varian yang beragam, jumlahnya mencapai 65 varietas.
Namun dari jumlah tersebut, hanya 25 varietas yang bisa dikonsumsi. Dua diantaranya yakni, varietas balqis dan Sunrise of Java (SOJ), yang secara resmi telah diberi tanda daftar milik Banyuwangi oleh Kementerian Pertanian.
Saat ini, populasi pohon durian merah yang sudah ditanam mencapai 15 ribu pohon. Dari jumlah itu, 1.500 pohon sudah tumbuh besar dan 200 diantaranya sudah berbuah secara produktif. Setiap tahun rata-rata dihasilkan 1.700 buah durian merah yang bisa dipanen.
Baca Juga: Diduga Mabuk Sopir Truk Fuso Tabrak Pagar Masjid Ikon di Banyuwangi, 3 Motor Rusak Parah
"Setiap tahun, produksi durian merah khas Banyuwangi mencapai 1.700 buah," ujar Eko Mulyantoro Banyaknya varietas durian merah yang dimiliki kabupaten the Sunrise of Java ini, kata Eko, berawal dari upaya mengangkat durian merah menjadi tanaman hortikultura unggulan daerah dengan memperbaiki kualitasnya.
"Buah ini eksotis dan sangat khas, sangat berpotensi untuk menjadi buah ikon daerah. Saat ini jadi buruan, petani di Banyuwangi kewalahan," kata Eko
Sebagai peneliti dan pengembang, Eko memiliki target untuk bisa menghasilkan durian merah unggulan yang bisa diekspor. Saat ini ada 11 varietas yang tengah dikembangkan untuk memenuhi target itu.
Baca Juga: Dua PMI asal Banyuwangi Alami Gangguan Jiwa Setelah Dipulangkan dari Malaysia
Keunggulan yang dikembangkan antara lain buah tidak berbau, warna buah merah batik (grafis), biji tipis dan berdaging tebal, kulit durian selalu hijau, serta non alkoholik yang tidak membuat perut kembung apabila dikonsumsi. "Target kami durian merah Banyuwangi bisa menembus pasar Eropa," pungkas Eko. (dtc/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News