Tafsir Al-Nahl 70: Umur Panjang, Mudah-mudahan Bukan Kutukan

Tafsir Al-Nahl 70: Umur Panjang, Mudah-mudahan Bukan Kutukan ilustrasi

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Waallaahu khalaqakum tsumma yatawaffaakum waminkum man yuraddu ilaa ardzali al’umuri likay laa ya’lama ba’da ‘ilmin syay-an inna allaaha ‘aliimun qadiirun".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

"... waminkum man yuradd ila ardzal al-'umur". Di antara kita ada yang diberi umur panjang, tapi justru itu buruk. Pola kehidupannya balik seperti anak kecil yang tingkah lakunya di luar kedewasaan. Perilaku anak kecil tidak terikat oleh aturan agama, norma maupun perundang-undangan. Apa maksud ayat ini?

Pertama, bahwa ayat ini ditujukan untuk menyindir orang-orang kafir yang berbuat seenaknya, menuruti nafsu dan tidak patuh kepada syari'ah agama. Tentu saja, keberadaan mereka tidak diperhitungkan sebagai orang mulia, orang terhormat yang patut diberi penghargaan. Seperti anak kecil, berbuat apapun dianggap free dan tidak ada penilaian. Amal baik orang kafir, amal sosial, sikap kebajikan tidak diterima oleh Allah, mesti dipuji oleh manusia. Itu masuk akal, karena apa yang mereka lakukan tidak karena Tuhan, maka Tuhan tidak merasa perlu memberi penghargaan.

Begitu halnya terhadap orang yang tidak ikhlas karena Allah melainkan beramal karena riya' atau pamer, mengharap pujian orang. Jika di akhirat mereka menunut pahala, maka Tuhan akan menjawab: "Kalian tidak beramal untuk Aku, kenapa minta pahala kepada-Ku. Silakan minta pahala kepada mereka, di mana amal kalian, kalian persembahkan kepada mereka".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Buruh yang bekerja untuk juragan Adi, harusnya meminta bayaran kepada Adi. Tidak masuk akal, bekerja untuk Adi, bayarannya minta ke juragan Ali.

Kedua, sebagai peringatan kepada mereka yang berumur panjang, bahwa tidaklah umur panjang itu mesti lebih baik. Usia sangat tua justeru sengsara, karena fisik tidak lagi mampu melakukan pekerjaan secara normal. Tulang rapuh dan badan loyo, sehingga amal ibadah tidak lagi optimal.

Apalagi dilanda pikun, ingatan tidak stabil sehingga kehidupannya tidak normal dan membebani orang lain. Bila seperti ini, lalu apa baiknya berumur panjang. Itulah yang disebut "ardzal al-'umur" pada ayat studi ini (70). Kita berlindung diri dari keburukan umur ini.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Nabi Muhammad SAW berdoa: "A'udzu bik min an uradd ila ardzal al-umur". Aku berlindung diri kepada-Mu ya Allah dari usia tua yang hina". Begitu Sa'd ibn Abi Waqqas meriwayatkan.

Ya, yang terbaik adalah orang yang panjang usianya, banyak pula amal kebajikannya. Jika tidak, yang terpenting adalah usia berbarakah, penuh dengan amal produktif, meski tidak panjang usia.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO