'Unduh-unduh', Tradisi Masyarakat Kristen Jawa Syukuri Hasil Panen

Pawai hasil bumi oleh jemaat GKJW Mojowarno.foto:muhammad syafii/BANGSAONLINE

JOMBANG (bangsaonline) - Minggu (18/5/2014) pagi, ribuan orang memadati jalan Raya Mojowarno Jombang. Ribuan orang dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan itu datang menyaksikan pawai arak-arakan hasil bumi yang dikemas dalam berbagai bentuk bangunan. Kegiatan ini disebut sebagai unduh-unduh.

Unduh-unduh merupakan puncak dari rangkaian kegiatan pertanian masyarakat (Kristen) wilayah Kecamatan Mojowarno. Tradisi ini sudah berjalan selama bertahun-tahun. Kegiatan tersebut dipusatkan di salah satu gereja tertua di Jawa, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno.

Pawai unduh-unduh dimulai pada pukul 05.30 pagi. Para jema'at GKJW dari beberapa desa mengarak hasil-hasil bumi mereka yang dipasang menjadi hiasan kendaraan dari desa masing-masing menuju GKJW Mojowarno. Setibanya di halaman gereja, mobil hias dengan berbagai hasil bumi itu telah ditunggu ribuan pengunjung telah memadati sekitar gereja.

Dalam pawai unduh-unduh, para Jemaat menampilkan kendaraan yang dihiasi dengan hasil bumi seperti buliran padi, sayur mayur, dan buah-buahan. Hasil bumi yang dibawa ke acara tradisi unduh-unduh, akan di lelang dan hasilnya diperuntukkan bagi gereja dan aksi-aksi sosial.

Pendeta GKJW Mojowarno, Wimbo Sancoko mengungkapkan, riyaya unduh-unduh (Hari Raya Unduh-Unduh) adalah gelaran tradisi untuk menyambut datangnya musim panen yang dilaksanakan oleh umat kristiani di wilayah Kecamatan Mojowarno jema'at Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). "Sebagai bentuk memanjatkan rasa syukur atas nikmat tuhan," ujarnya.

Tradisi yang sudah berlangsung sejak ratusan lalu itu, tepatnya sejak tahun 1881, adalah sebuah perayaan rasa syukur atas panen dari hasil bumi kepada Tuhan. seperti diketahui, mayoritas umat Kristiani di wilayah Kecamatan Mojowarno adalah petani.