MADIUN, BANGSAONLINE.com - Silang sengkarut pembebasan lahan untuk megaproyek Tol Mantingan – Kertosono (Manker)memasuki babak akut. Lambannya progres pembebasan tanah kas desa (TKD) baru-baru inimenyulut gejolak. Sebab, puluhan hektare TKD yang tersebar di beberapa desa sudah keburudiurug sebelum statusnya terbebaskan.
Sejumlah desa bereaksi keras terhadap rekanan proyek lantaran pengurukan TKD secarasepihak itu sangat merugikan. Desa setempat yang TKD-nya terlanjur diurug terpaksa harusgigit jari lantaran potensi pendapatan dari sektor aset tanah desa melayang. Nasib apes itu salah satunya menimpa Desa Bongsopotro, Kecamatan Saradan.
‘’Tidak kurang dari 1,5hektare TKD di desa kami yang sudah diurug. Padahal sampai sekarang belum ada kejelasansoal pembebasan,’’ tutur Kades Bongsopotro Suwarno.
Mengetahui asetnya diurug, pihak desa pun tak tinggal diam. Bahkan Suwarno sempatbersitegang dengan rekanan pelaksana proyek Tol Manker. Setelah diprotes, pihak rekananakhirnya bersedia mengeluarkan biaya sewa sebesar Rp 15 juta untuk 1,5 hektare TKD yangterlanjur diurug tersebut. ‘’Biaya sewa itu tergolong rendah. Sebab potensi TKD di desaini jika penyewaannya dilelangkan ke warga bisa mencapai Rp 30 juta,”tukas dia.
Rendahnya biaya sewa TKD yang diterima itu membuat setoran ke kas desa ikut berkurang.Di samping itu, pihak desa tak bisa lagi memfasilitasi warga setempat yang tak punyalahan untuk bercocok tanam. ‘’Padahal, menanam padi di TKD ini bisa menuai panen tigakali setahun,’’ paparnya.
Sampai saat ini, pihak desa juga masih menanti kejelasan lanjutan dari pihak pelaksanaproyek Tol Manker. Sebab, kontrak sewa TKD yang terjalin masih belum dijelaskan sampaiberapa lama.
‘’Kami juga mendesak instansi terkait segera melakukan pembayaran ganti rugi sesuai nilai penaksiran harga (appraisal) di tahun ini. Agar kami lekas mencari lahan penggantinya,’’ ungkapnya.
Persoalan seputar TKD yang terjadi di Desa Bongsopotro, Kecamatan Saradan ini hanyaberada di permukaan gunung es saja. Sebab, nasib serupa juga terjadi di Desa Sidorejo,Sukorejo, Bajulan (Saradan). Serta di Desa Glonggong (Balerejo) dan Desa Pule (Sawahan). (nal)











