SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Seorang nenek di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Astami, yang tidak pernah menikah bisa dijadikan teladan hidup. Betapa tidak, dia hidup selama belasan tahun di kandang sapi miliknya. Meski sebenarnya tidak nyaman, dia tetap bertahan tinggal di tempat itu. Di kandang itu juga, dia melewatkan bulan puasa.
Sebenarnya Astami sudah diajak kerabat dekat untuk tinggal bersama. Tapi dia enggan mendiami rumah yang bukan miliknya. Dia tetap ingin melewati hari di ‘rumah’ yang berbau pesing kotoran sapi itu.
Baca Juga: Dinkes P2KB Sumenep Catat Kasus 1.323 Kasus DBD Sepanjang Tahun 2024
Sapi yang dipeliharanya sebenarnya bukan miliknya. Tapi milik tetangga yang dititipkan kepadanya. Dialah yang mencarikan pakan hewan ternak itu. Suatu hari nanti, Astami akan kebagian hasil dari penjualan sapi yang dipeliharanya itu. Begitulah perjanjian yang dibangun antara Astami dengan pemilik sapi, bagi hasil setelah sapi laku jual.
Meski sudah renta, Ramadan kali ini Astami tetap berpuasa. Itu dilakukan karena dia masih merasa mampu menjalankan salah satu kewajiban ummat Islam itu.
“Alhamdulillah, saya masih kuat puasa,” ungkapnya mengulas senyum, Selasa (7/6).
Baca Juga: Kacabdin Pendidikan Jatim Sumenep Ngaku Sudah Panggil Oknum Guru SMAN 1 Arjasa yang Jarang Ngajar
Dia menuturkan, hidup di kandang sapi sebenarnya memang tidak nyaman, karena tiap waktu harus berurusan dengan bau kotoran dan kencing sapi. Apalagi tempat tidurnya tepat di belakang sapi. Tidur juga tidak nyenyak, karena diganggu dengung gerombolan nyamuk. Tapi apa mau dikata, dia tetap harus rela menerima kenyataan itu, sebab dia tidak mau tinggal di rumah orang lain, meski milik kerabatnya sendiri.
Yang diterima dari belas kasihan kerabatnya adalah makanan, karena sudah tidak kuasa menolak akibat terus-terusan dipaksa. Termasuk menu buka dan sahur pada Ramadan ini, Astami tidak perlu repot sendiri. (mat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News