JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Majelis Ulama Indonesia menyayangkan tayangan program Ramadhan di TVRI yang mencatut gambar Salib sebagai simbol agama di umat Kristiani. Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Masduki Baidlowi mendesak TVRI segera meminta maaf kepada umat Islam.
Langkah itu dinilai perlu sebagai upaya menjaga kerukunan antarumat beragama. "Harus minta maaf karena itu adalah kesalahan," katanya, Senin (13/6).
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Masduki menuturkan, MUI hanya menyampaikan pengaduan kepada lembaga-lembaga terkait seperti Komisi Penyiaran Indonesia dan Kementerian Informasi atas tayangan-tayangan semacam ini di televisi.
MUI tidak memiliki kewenangan menjatuhkan sanksi kepada program-program yang ditayangkan di televisi. "Jadi, itu tergantung bagaimana orang-orang yang punya kewenangan untuk memberikan semacam sanksi kepada televisi tersebut," ujarnya.
Apalagi, kata Masduki, TVRI di bawah pengawasan Komisi I DPR RI sehingga jika ada kesalahan dari manajemen, keuangan, atau program tayang, DPR RI bisa langsung menegur sekaligus memberikan sanksi kepada TVRI. "Jadi MUI di samping akan mengadukan ke KPI, juga mengadu kepada Komisi I DPR RI," katanya.
Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
Sebelumnya, dalam sebuah tayangan program sahur Ramadhan, Sabtu (11/6), pukul 03.18 WIB, TVRI menampilkan dua pengisi acara berjilbab dengan busana bertanda salib yang cukup jelas. Dokumentasi atas acara ini pun menyebar luas di media sosial dan cukup meresahkan masyarakat.
Menanggapi respon MUI, TVRI sudah mengirimkan surat permintaan maaf ke MUI. Permintaan maaf ini terkait dengan munculnya tayangan program acara sahur Ramadhan yang menampilkan perempuan berhijab namun ada aksen tanda salib di bagian depan busana yang dikenakannya.
"Sudah memberi surat permintaan maaf," kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI, DR Amirsyah Tambunan, Senin (13/6).
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
Amirsyah mengatakan walaupun sudah memberikan surat permintaan maaf TVRI tetap akan dipanggil. Karena TVRI juga harus menjelaskan kronologi serta sebab terjadinya penayangan aksen tanda salib tersebut.
"Pemimpinnya yang bertanggung jawab kenapa bisa muncul," katanya.
Dalam surat permintaan maaf tersebut, Amirsyah mengatakan, TVRI menjelaskan penayangan aksen salib tersebut karena kecerobohan. Namun, tidak dijelaskan siapa yang melakukan kecerobohan tersebut penata busana atau tim produksi acara.
Baca Juga: Al-Quran tentang Makna Digital
Amirsyah menambahkan, selain memberikan surat permintaan maaf dan menjelaskannya kepada MUI, TVRI juga harus meminta maaf secara terbuka di media massa.
Di sisi lain, Komisi I DPR RI akan menyampaikan kritik dan saran masyarakat terkait penggunaan busana berlambang salib di acara sahur Ramadhan di TVRI. Pemberitahuan ini dimaksudkan agar ke depannya tidak ada lagi ornamen tayangan yang mampu membuat masyarakat resah dan bertanya-tanya.
"Akan kami sampaikan ini ke TVRI sebagai pemberitahuan dan disertai imbauan agar lebih berhati-hati ke depan," kata anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya, Senin (13/6).
Baca Juga: Selama Ramadhan, Polres Jember Gelar Patroli Kamtibmas
Politikus dari Partai Golkar tersebut mengatakan busana atau ornamen yang akan dikenakan pengisi acara haruslah dicek terlebih dahulu. "Agar tidak menimbulkan salah pengertian," ujar Tantowi.
Meski begitu, dia meyakini penggunaan berlambang salib tersebut tidak mengandung unsur kesengajaan. Tantowi pun menduga, pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut tak menyangka bahwa pakaiannya menimbulkan kesan yang identik dengan umat Kristiani.(rol/mer/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News