JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menteri Kesehatan Nila Moeloek akhirnya membeberkan ke publik nama terang 14 rumah sakit yang mengedarkan vaksin palsu. Hal tersebut dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan komisi IX DPR.
"Ada 14 rumah sakit saat ini yang sudah menjadi tersangka. Kami sudah mendapatkan izin dari Bareskrim dan diberikan oleh Bareskrim," kata Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).
Baca Juga: Ke Amerika Mau Vaksin, Meninggal Tragis Tertimpa Kondominium Ambruk
Selain Nila, dalam RDP ini hadir juga Kabareskrim Irjen Ari Dono Sukmanto. Kemudian ada perwakilan BPOM, PT Bio Farma, IDAI, dan Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu.
Selain membeber nama-nama rumah sakit, Menkes juga menjabarkan kandungan dan jenis vaksin palsu. Menkes menjelaskan, pihaknya bersama Badan POM telah melakukan uji terhadap barang sitaan Bareskrim. Menurutnya, dari 15 produk, ada 4 yang positif kandungan palsu.
"Tripacel berisi Hepatitis B, Pediacel berisi Hepatitis B, ATS tidak mengandung ATS, Polivalent Anti Snake Genom Serum tidak mengandung anti bisa ular, Tuberkulin berisi Hepatitis B. 2 Produk (mengandung) kadar tidak sesuai, Euvax B dan Engerix B," kata Nila.
Baca Juga: Kadinkes Jatim Jenguk 6 Balita di Pamekasan yang Dikira Korban Vaksin Palsu
Dia juga berujar, dari pengujian terhadap 37 sampel vaksin menujukkan ditemukan 4 sampel vaksin palsu. Beberapa di antaranya ialah vaksin palsu Tripacel yang diproduksi PT Sanofi Pasteur. Tempat sampingnya di RSIA Mutiara Bunda Jalan H Mencong, Ciledug. Kandungan seharusnya Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, Vaksin Aseluler. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium ternyata mengandung Na dan CI, Vaksin Hepatisis B.
"Ditemukan 37 faskes (fasilitas kesehatan) yang pengadaan vaksin bukan melalui sumber resmi. 37 Faskes berasal dari 9 provinsi dan diambil sampel sejumlah 39 item. Hasil pengujian laboratorium ditemukan 4 item palsu, selebihnya 35 item secara kualitatif mengandung kandungan yang sama dengan vaksin yang seharusnya," tuturnya.
Kemudian ada vaksin palsu Serum Anti Tetanus yang diproduksi PT Bio Farma. Tempat samplingnya dari RS Bhineka Bakti Husada Jalan Cabe Raya No.17 Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan. Kandungan seharusnya Serum Anti Tetanus. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium ternyata mengandung Na dan CI.
Baca Juga: 6 Balita Gatal-gatal Usai Diimunisasi, Orang Tua Khawatirkan Diberi Vaksi Palsu
Selain itu, ada pula Vaksin palsu Tripacel yang diproduksi PT Sanofi pasteur. Sampel diambil dari Klinik Tridaya Medica Jalan Tridaya Inda I Blok AI, Tambun, Bekasi. Kandungan seharusnya ialah Taksoid Difteri, Toksoid Tetanus, Vaksin Aseluler. Namun ternyata mengandung Antigen Pertusius.
Sedangkan yang terakhir ialah vaksin palsu Pediacel diproduksi PT Sanofi Pasteur. Diambil sampelnya dari Apotek atau Klinik Rahiem Farma Jalan Dermaga Raya 129 Klender, Jakarta Timur. Harusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, Vaksin Acellular Pertusis, Vaksin Polio (IPV). Namun ternyata mengandung Vaksin Hepatitis B.
"Semua faskes yang melakukan pengadaan vaksin bukan melalui sumber resmi telah dilakukan peneguran dan akan dilaporkan ke Bareskrim untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut," pungkasnya.
Baca Juga: Vaksin Ulang Tak Selesaikan Masalah, Korban Vaksin Palsu Gelar Aksi
Menanggapi keterangan Menkes, beberapa anggota Dewan menyoroti mengenai sanksi terhadap rumah sakit apabila terbukti terlibat distribusi atau menggunakan vaksin palsu itu. “Kalau rumah sakit pemerintah, copot dirutnya,” kata anggota Komisi IX DPR, Irgan Chairul Mahfiz.
Irgan menganggap sanksi berupa peringatan dari Kementerian Kesehatan tak cukup bagi rumah sakit yang melakukan hal semacam itu. Sanksi administrasi, ucap dia, harus tegas bagi rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan yang terbukti melakukan pelanggaran.
Khusus rumah sakit swasta yang melakukan praktek semacam itu, Irgan menyarankan pemerintah tak membolehkannya memberi vaksinasi. Sanksi administrasi juga disarankan diberikan dengan menurunkan rating rumah sakit. Selain itu, akreditasi rumah sakit diturunkan jika diketahui mendistribusikan vaksin palsu.
Baca Juga: Vaksin Palsu Sebabkan Anak Rentan Sakit, DPR Telusuri Dugaan Gratifikasi Dokter
Berikut 14 Rumah Sakit Pengedar Vaksin Palsu:
1. Dr Sander Cikarang
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Baca Juga: Vaksin Palsu Diduga Beredar di Jatim, Dewan: Menkes Harus Beber Faskes Pengguna
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin via email terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
2. Bhakti Husada terminal Cikarang
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Baca Juga: Kasus Vaksin Palsu: Ratusan Warga Mengamuk di RS Harapan Bunda, 23 Orang jadi Tersangka
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin via email terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
3. Sentral Medika
Jalan Industri Pasir Gembong
Baca Juga: Fasyankes di 9 Daerah Terindikasi Gunakan Vaksin Palsu, DPR: Ungkap 14 Rumah Sakit Penyalur
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
4. RSIA Puspa Husada
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
5. Karya Medika Tambun
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
6. Kartika Husada Jl MT Haryono Setu Bekasi
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Modus operandi tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang terhadap pihak RS dan disetujui direktur RS.
7. Sayang Bunda Pondok Ungu Bekasi
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan proposal penawaran harga vaksin terhadap pihak RS dan disetujui oleh direktur RS.
8. Multazam Bekasi
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan proposal penawaran harga vaksin terhadap pihak RS dan disetujui oleh direktur RS.
9. Permata Bekasi
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan proposal penawaran harga vaksin melalui CV Azka Medical. Kemudian dari bagian pengadaan mengajukan permohonan pengadaan kepada manajer purchasing yang kemudian dimintakan persetujuan kepada direktur RS sebelum dilakukan pemesanan obat atau vaksin.
10. RSIA Gizar Villa Mutiara Cikarang
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang pihak RS dan disetujui oleh direktur RS.
11. Harapan Bunda Kramat Jati Jakarta Timur
Sales M Syahrul
Tersangka menawarkan vaksin lewat perawat atas nama Irna (ditahan sebagai penyedia botol tersangka Rita dan Hidayat) kemudian Irna meminta tanda tangan dokter dan dimasukkan sebagai persediaan rumah sakit.
12. Elisabeth Narogong Bekasi
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang pihak rumah sakit dan disetujui oleh direktur rumah sakit.
13. Hosana Lippo Cikarang
Sales Juanda (Azka Medika)
Tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang pihak rumah sakit dan disetujui oleh direktur rumah sakit.
14. Hosana Bekasi Jalan Pramuka
Sales Juanda (CV Azka Medika)
Tersangka mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang pihak rumah sakit dan disetujui oleh direktur rumah sakit. (mer/det/kcm/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News