Ke Amerika Mau Vaksin, Meninggal Tragis Tertimpa Kondominium Ambruk

Ke Amerika Mau Vaksin, Meninggal Tragis Tertimpa Kondominium Ambruk Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Inilah misteri kehidupan. Meski di Amerika Serika (AS) pengawasan terhadap gedung sangat ketat, tapi yang dihuni 200 orang itu ambruk justru saat sedang proses mau direnovasi. Sampai wali kotanya mengeluh: "Kami tidak punya masalah apa-apa. Kami hanya punya problem di bidang keberuntungan,"

Loh? Silakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di Disway, HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com hari ini, Selasa 29 Juni 2021. Selamat membaca:

Baca Juga: Suriah Kini, Mengulang Tragedi Penghancuran Irak dan Libya


ORANG ini jauh-jauh sengaja ke Amerika untuk bisa mendapat vaksin.

Di Amerika ia meninggal dunia: tragis. Tempatnya menginap, sebuah bertingkat 13, runtuh. Kamis pagi lalu.

Baca Juga: Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN

Kondo itu di Miami, Florida. Di pinggir pantai. Di sebuah kompleks 3 tower 13 lantai. Ada 136 unit di kondo itu. Yang dihuni hampir 200 orang.

Kondo itu runtuh pilih waktu paling dramatik: lewat tengah malam. Ketika semua penghuninya sudah tidur lelap. Cara runtuhnya pun seperti dalam video mengenai bangunan tinggi yang sengaja diruntuhkan: roboh bersamaan ke arah bawah.

Dini hari itu, pukul 01.30, tetangga di gedung sebelah terbangun. Ia kaget. Seperti ada suara taifun yang dahsyat.

Baca Juga: Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden

Tapi kok tidak ada angin di luar. Ia membuka pintu, melihat ke arah laut. Tidak ada tanda-tanda gelombang tinggi. Lalu ia menoleh ke selatan. Lho kok gedung tinggi di sebelah itu tidak ada lagi. Lho runtuh. Rata dengan tanah.

Ia pun masuk rumah lagi. Ia membangunkan seisi rumah, sambil berteriak-teriak: gedung sebelah hilang, gedung sebelah hilang.

Tetangga yang lain juga melongok ke arah gedung yang hilang itu. Mereka juga terbangun oleh suara yang dahsyat.

Baca Juga: Hebatnya Jurnalisme The New York Times dalam Tragedi Titan

Sampai kemarin jumlah yang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan 35 orang. Sembilan meninggal, 11 luka-luka, 16 orang segar bugar.

Masih banyak yang belum ditemukan: masih 156 orang. Mereka terdiri dari berbagai bangsa. Latin 30 orang, Israel 20 orang, Kanada 5 orang, dan dari beberapa negara lainnya. Mereka masih terkubur di bawah reruntuhan. Keluarga sudah menganggap mereka meninggal dunia. Sudah empat hari di situ.

Baca Juga: Korupsi Rp 1 Triliun, Tangan Ketua DPRD Diborgol

Meski itu di Amerika tetap saja perlu bantuan. Tim penyelamat dari Meksiko dan Israel terbang ke Miami. Wali kota setempat mengeluh ''kok kami tidak beruntung bisa segera mengevaluasi semua korban''. "Kami tidak punya masalah apa-apa. Kami hanya punya problem di bidang keberuntungan," katanya seperti dikutip dari media setempat.

Ini Amerika. Ahli banyak. Yang heroik lebih banyak lagi. Mereka bekerja 24 jam bergantian. Alat pun lengkap. Anjing pengendus cukup. Uang ada. Tapi 156 orang masih terkubur di reruntuhan.

Mereka sampai membuat parit dan terowongan ke dalam reruntuhan itu. Sampai kemarin parit itu sudah sejauh 40 meter. Memutar. Tapi memang harus serba hati-hati. Reruntuhan itu setiap saat bisa runtuh ke situ.

Baca Juga: Arab Saudi-Iran Rukun Lagi, Kini Sama Pro China, Tinggalkan Amerika?

Heboh. Kok ada gedung runtuh di Amerika! Kok penyelamatannya begitu lambat.

Itulah berita besarnya. Kok yang seperti itu terjadi di Amerika. Bukan di Tiongkok atau India atau Astina.

Di Amerika, pengawasan gedung tinggi sebenarnya sudah sangat ketat. Izin gedung tinggi hanya berlaku 40 tahun. Setelah itu setiap gedung tinggi harus memperbarui izin –untuk 40 tahun berikutnya.

Baca Juga: Pilih Calon Presiden Pro Amerika atau China, Ini Realitas Politik, Siapa Capres Berdaulat

Kondo di Miami tersebut dibangun tahun 1981. Berarti sudah berumur 40 tahun. Ia harus mulai mengurus izin itu. Harus diperiksa tingkat keamanannya. Itu sudah dilakukan.

Sudah ditunjuk konsultan teknik. Tiga tahun lalu. Untuk memeriksa seluruh aspek tekniknya. Terutama berkaitan dengan kekuatan fondasinya.

Ternyata kondo tersebut sudah cacat. Ditemukanlah beberapa kelemahan. Ada beton yang keropos. Ada dinding yang retak kecil. Ada rembes di bawah kolam renang.

Baca Juga: Dana Bantuan Perang Ukraina Dikorupsi, Wartawan Gigih Membongkar

Bahkan harian New York Time mengungkapkan sudah ada lubang yang mencurigakan. Yang ditemukan penghuni di hari roboh itu.

Pihak manajemen sebenarnya lagi memproses semua temuan itu. Perbaikan segera dilakukan. Manajemen sudah mendapat kredit USD 12 juta untuk perbaikan itu. Tiap penghuni sudah setuju akan membayar antara Rp 1 miliar sampai Rp 3 miliar. Tergantung luasan rumah di situ. Yang paling kecil tiga kamar. Yang paling besar 4 kamar. Luasnya ada yang 120 m2 ada pula yang 149 m2.

Tidak ada masalah juga dengan renovasi.

Hanya kalah cepat.

Kondo itu runtuh lebih awal. Runtuhnya dimulai dari kondo yang di tengah (Lihat foto, warna kuning). Lalu tower bagian timurnya (Lihat foto kedua). Prosesnya sangat cepat. Hanya 12 detik. Ada kamera yang merekam pergerakan itu. Detik pertama mulai ada gerakan. Detik ke 12 bangunan sudah tidak ada. Tinggal debu yang terlihat membumbung. Sampai detik ke 22 debu itu masih terlihat.

Kompleks kondo di situ terdiri dari tiga tower. Tower utara dan tower selatan –yang dibangun bersamaan: di tahun 1981.

Mereka membayar USD 200.000 ke Pemda untuk mengurus izin membangun. Uang itu sebagai biaya pemindahan selokan yang tidak boleh dikerjakan oleh pengembang. Agar kualitas selokan baru penggantinya sesuai keinginan Pemda.

Belakangan di antara tower utara dan selatan itu dibangun gedung baru: tower tengah. Bergandengan dengan tower utara dan selatan.

Yang tengah itulah yang runtuh lebih dulu. Lima detik kemudian menggeret tower selatan. Anehnya tidak menggeret tower yang utara. Tower yang selamat itu menjadi seperti gedung yang terpotong.

Dari cara runtuhnya itulah para ahli teknik sipil mengambil kesimpulan: ada masalah di fondasinya. Bisa karena desainnya yang tidak sempurna. Bisa pula pelaksanaannya yang membuat kurang kukuh.

Di situlah para ahli bangunan memfokuskan penyelidikan. Lihat denah area fondasi di foto ini.

Bisa juga karena perubahan lingkungan. Terutama berkaitan dengan naiknya permukaan air laut. Atau juga turunnya tanah di situ: 2 milimeter setahun, selama 30 tahun terakhir.

Kondo ini memang berada di pantai Miami yang sangat terkenal –menghadap ke samudera Atlantik.

Dalam sebulan ke depan seluruh gedung di pulau itu sudah harus selesai diperiksa keamanannya. Yakni gedung 5 lantai ke atas.

Wali kota tidak mau ada kejadian serupa, meski tower utara yang tidak ikut runtuh kelihatannya seperti Garuda: baik-baik saja.

Lokasi kondo itu di sebuah tanah yang memanjang. Depannya laut lepas, belakangnya laut juga –yang memisahkan tanah itu dengan daratan Florida.

Praktis tanah itu sebenarnya sebuah pulau tipis yang memanjang –panjangnya lebih 10 Km. Tapi lebar pulau itu kurang dari 1 Km. Di beberapa bagian bahkan kurang dari 600 meter.

Pulau tipis ini menjadi tidak terasa sebuah pulau karena begitu banyaknya jembatan. Yang menghubungkan daratan Florida ke pulau ini. Yakni jembatan lebar-lebar di atas laut. Yang berfungsi sebagai jalan bebas hambatan. Setidaknya ada 23 jembatan di sepanjang pulau itu. Laut yang memisahkan daratan Florida dengan pulau itu tidak seluruhnya lebar. Di beberapa lokasi lautnya nyaris hanya selebar beberapa lompatan kaki saja.

Di pulau tipis itulah gedung-gedung pencakar langit berdiri. Sebagian di atas tanah reklamasi. Terbanyak gedung apartemen/ dan hotel. Ini memang area wisata yang sangat populer di Amerika.

Salah satu korban yang tertimbun di situ adalah sepasang orang tua. Yang sejak muda sudah bercita-cita harus punya rumah di pinggir pantai. Yang kalau jalan-jalan di balkon depan rumahnya bisa memandang ke laut.

Cita-cita lama itu terlaksana. Untuk kemudian meninggal dunia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO