SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Penurunan jumlah pembeli di Pasar Turi berakibat pada penurunan omzet pedagang. Arwi, satu pedagang di Posko Perjuangan, mengeluhkan hal ini, di lapaknya, Minggu (04/09).
Dia menyeritakan, sejak tahun 2010, pedagang Pasar Turi lama pindah ke Posko. Mereka lebih memilih berjualan di Posko daripada berjualan di dalam gedung Pasar Turi yang baru.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Pj Gubernur Jatim Sidak Pasar, Beberapa Komoditas Bapok Alami Kenaikan Harga
Karena pindahnya lokasi berjualan, omset para pedagang di Posko menurun dibandingkan dengan omset yang didapat di Pasar Turi yang lama. Arwi mengaku, yang dulunya bisa mendapatkan Rp 50 juta per bulan, sekarang menurun menjadi sekitar Rp 20-30 juta per bulan.
“Faktor tempat yang kurang nyaman menjadi alasan para pembeli lebih memilih belanja di tempat lain daripada berbelanja di Posko. Serta banyak pembeli yang masih belum tahu tempat baru ini,” keluh Arwi.
Klaim dia, sebanyak 90 persen pedagang Pasar Turi lama memilih tidak berjualan di gedung Pasar Turi yang baru. “Sebanyak 1.000 dari 3.800 pedagang memilih berjualan di Posko Perjuangan, sisanya memilih berjualan di tempat lain, atau berganti profesi. Mereka tidak memasuki Pasar Turi yang baru, diduga dikarenakan konflik gedung Pasar Turi antara investor dan Pemkot, serta para pedagang. Sampai saat ini masih belum bisa diselesaikan,” papar dia. (mega melati/UTM)
Baca Juga: Diduga Korsleting, Pasar Simpang Darmo Terbakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News