Alat Peraga Saintek Dimatikan, Pengunjung Museum Mpu Tantular Kecewa

Alat Peraga Saintek Dimatikan, Pengunjung Museum Mpu Tantular Kecewa Salah satu alat peraga yang ada di Museum Mpu Tantular. foto: faratiti dewi/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Beberapa fasilitas berupa alat peraga saintek di diduga banyak yang rusak. Setidaknya, Aldi, Siswa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo, kecewa, karena akan meainkan fasilitas ini, ternyata tidak bisa.

“Saya Kecewa, ketika ingin memainkan fasilitas ini, eh rusak, jadi ya duduk-duduk saja di sini sambil mengerjakan tugas bahasa indonesia dari sekolah saya,” ungkapnya.

Baca Juga: Exhibition Museum, Pj Wali Kota Kediri: Kita Bisa Belajar Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan

Alat peraga saintek, sayang listriknya dimatikan. foto: faratiti dewi

Aldi yang datang bersama Khansa, bermain ke museum ini bersama teman-teman satu sekolahannya. Mereka mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Kenali Kebudayaan, BHS Ajak Warga Sidoarjo Kunjungi Museum Mpu Tantular

Dengan tiketing Rp 4.000 yang cukup terjangkau, Aldi dan Khansa sudah bisa masuk dan menikmati fasilitas yang ada. “Namun fasilitasnya banyak yang rusak," keluh Aldi.

“Saya Baru pertama kali ke museum sini, cuma karena fasilitas yang rusak jadinya saya sedikit kecewa. Harapannya, pengelola museum memperbaiki fasilitas yang ada, agar pengunjung senang. Katanya, awal dibuka dulu sempat ramai, jadi supaya pengunjung tetap setia maka barang-barang yang di museum ini perlu perawatan atau diperbarui,” imbuh Aldi.

Edi, Ketua Museum mengakui jika alat peraga banyak yang rusak. “Kemungkinan rusaknya itu wajar, kalau perbaiki yang satu selesai, gantian yang rusak yang lain, karena memang itu untuk praktik,” kata Edi.

Baca Juga: Disparbud Pamekasan Gelar Sosialisasi Pengenalan Museum ke Siswa SD dan SMP

Edi menandaskan, pihaknya secepatnya memperbaiki jika ada alat peraga yang rusak. “Hanya saja, kalau peraga yang menggunakan tombol atau lampu tidak dinyalakan,” ungkap Edi.

“Fasilitas Peragaan alat Saintek, bukan rusak, melainkan tidak dinyalakan listriknya. Kalau tidak rombongan tidak dinyalakan, jadi harus dinyalakan agar bisa beroperasi. Dulu setiap saat bisa nyala, orang bisa memakainya, namun kita menjaganya kalau dinyalakan setiap hari kemungkinan rusaknya cepat sekali,” ungkapnya. (faratiti dewi/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO