BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Gairah berkesenian itu pula yang secara tidak langsung ikut mendorong pengembangan pariwisata di Banyuwangi. Ada segmen wisatawan yang memang penggemar seni-seni tradisi, mereka senang melihat banyak penampilan seni tradisi.
Hal itu ditegaskan oleh Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda, Senin (12/9). Penegasan itu menanggapi diraihnya penghargaan internasional oleh Lalare Orchestra Banyuwangi di Banten.
BACA JUGA:
- Awas! BMKG Minta Masyarakat Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Sepekan
- Pengacara Beberkan Alasan Para Pelaku Aniaya Santri Asal Banyuwangi di Kediri hingga Tewas
- Santri Asal Banyuwangi Ditemukan Tewas di Ponpes Kediri, Diduga Korban Penganiayaan
- Gubernur Khofifah Resmikan Asrama Baru SMAN Taruna di Banyuwangi dan Pasuruan
Penghargaan diterima Banyuwangi di sela-sela di sela-sela acara PATA Travel Mart di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Banten, Jumat (9/9). Acara tersebut, diikuti 1000 delegasi pariwisata dari 60 negara.
Menurut Bramuda, terjadi proses regenerasi yang membanggakan dari warga Banyuwangi yang mencintai seni tradisional.
"Dengan banyaknya anak-anak yang berlatih, termasuk melalui Lalare Orchestra, tentu semakin mudah melakukan regenerasi. Ini keunggulan Banyuwangi karena warganya cinta seni tradisi. Saat daerah lain susah melakukan regenerasi, di Banyuwangi relatif berjalan cukup baik,” pungkasnya.
PATA yang memberi penghargaan dunia tersebut merupakan asosiasi pariwisata yang terdiri atas 970 organisasi/entitas kepariwisataan, 100 maskapai penerbangan, 150 institusi pendidikan/universitas/pusat kajian pariwisata, dan ribuan perusahaan pariwisata.
Menurut Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi, Lalare Orchestra adalah kelompok musik yang berisi lebih dari 100 anak dari berbagai sekolah dari tingkat SD hingga SMP di Banyuwangi. Mereka memainkan beragam alat musik khas, seperti gendang, rebana, dan angklung, yang diorkestrasikan dalam paduan yang menarik.