Kesal Dikritik, Ruhut: Ibas Kayak Tukang Parkir, Muncul Petisi Pemecatan di Internal Demokrat

Kesal Dikritik, Ruhut: Ibas Kayak Tukang Parkir, Muncul Petisi Pemecatan di Internal Demokrat Ruhut Sitompul percaya diri tidak akan dipecat SBY dari Demokrat.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sikap politik Ruhut Sitompul yang lebih memilih Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat ketimbang Agus Harimurti-Sylviana Murni menuai kritik dari koleganya di . Alasan Ruhut 'ogah' mendukung karena Agus bukan kader partai.

Ketua DPP Didik Mukrianto menyindir Ruhut bahwa Ahok yang selama ini didukungnya juga bukan kader partai mana pun. Didik memprediksi Ruhut akan dipanggil Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Komisi Pengawasan untuk dijatuhi sanksi.

Baca Juga: Emil Dardak Ajak Kader Demokrat Sidoarjo Kawal Kemenangan Pilgub dan Pilbup Pilkada 2024

Ruhut meradang dengan serangan Didik. Dia balik menyerang dan mengatakan Didik adalah orang baru di partai berlambang bintang mercy. Sehingga, menurutnya, Didik belum mengetahui seluk beluk partai.

"Didik kan anak kemarin sore di , dia belum tahu apa-apa. Dia kan ngelended sama . Kalau saya kan ngelended sama bapaknya . Bedalah, jauh beda gua sama Didik. Nggak akan diproses, orang nggak apa-apa kok," kata Ruhut.

Sepengetahuannya, Didik selalu berada di balik Ketua Fraksi Edhi Baskoro Yudhoyono. Sedangkan Ruhut mengaku ada di belakang SBY. Sehingga, dia mengklaim Didik tak akan bisa menyainginya di .

Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024

Ruhut menegaskan tidak akan menjatuhkan sanksi karena SBY sayang kepadanya. Bahkan dia mengklaim sebagai kader emas partai .

"Enggak, aku buktinya belum dipanggil-panggil. Gimana mau dipanggil orang pak SBY sayang sama aku. Dia kan tahu mana kader emas mana loyang. Saya kan kader emasnya Pak SBY. Dia sayang sama aku, dia tahu mana kader militannya," tegasnya.

Buktinya, kata Ruhut, saat dia mendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2014, tidak ada teguran dari SBY kepadanya. Tak puas menyerang Didik, Ruhut menyerang kader-kader yang selama ini mengkritik sikapnya. Sebut saja, Sekretaris Majelis Tinggi Amir Syamsuddin, Waketum Syarief Hasan dan Roy Suryo.

Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara

"Buktinya dulu aku dukung Pak Jokowi dia hormati. Sedikit pun tidak ada teguran. Yang selama ini galak, sekarang sudah mulai lembut kan? Lihat saja Amir, Syarif, mana ada galaknya sekarang, justru mereka bilang yasudahlah, biarlah Ruhut mau ngomong gitu. Itukan pasti sudah ada tanda-tanda dari Pak SBY," ungkap Ruhut.

Roy Suryo, katanya, hanya banyak bicara tapi minim prestasi. Tudingan itu dibuktikan dengan gagalnya Roy menjadi anggota dewan dalam pemilihan legislatif tahun 2009. Padahal, Roy tercatat sebagai caleg peraih suara terbanyak di dapil Yogyakarta.

"Saya nggak takut sama kader lain. Kadernya paling yang takut lihat aku. Coba lihat, ada nggak kader yang berani berhadapan sama gua? Istimewa Roy Suryo, dia cuma ngomong doang, omdo," tandasnya.

Baca Juga: Dilantik jadi Wakil Ketua MPR RI, Ibas: Siap Kerja Keras untuk Kesejahteraan dan Keadilan Masyarakat

"Sudah gitu nomor urut satu di Yogyakarta, dan tidak terpilih. Itu artinya dia manusia yang tidak punya prestasi," sambung Ruhut.

Syarief Hasan pun tak luput dari serangan Ruhut. Ruhut menyinggung anak Syarief Hasan, Riefan Avrian yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan dan pemasangan videotron di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada 2013. Lembaga yang notabenenya dipimpin oleh Syarief.

"Sudah gitu, Syarief Hasan. Jangan dikasih banyak ngomong di TV. Gimana anaknya korupsi di koperasi di tempat dia sebagai menteri. Masuk penjara sekarang anaknya, dia kok enggak? Anaknya bisa masuk di koperasi, karena dia anak Menteri,"

Baca Juga: Minta Dukung Prabowo, SBY: Negara Kacau Jika Banyak Matahari

Kritikan kepada para elite dan sikapnya mendukung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat membuat elite meradang.

Ketua Fraksi di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono () tegaskan, semua kader partai harusnya taat kepada keputusan partai mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Menanggapi imbauan , Ruhut tak segan menyerang balik ketua-nya di DPR itu. Ruhut menyebut permintaan agar dirinya mundur dari keanggotaan partai bak seorang tukang parkir.

Baca Juga: Resmi Dilantik Jadi Anggota DPRD Jatim, Naufal Alghifary Janji Kawal Pemberdayaan Pemuda

"Aku hanya bilang, di mana negara ini apalagi partai politik mau maju kalau cara berpikir tokohnya seperti tukang parkir. Karena hanya pekerjaan tukang parkir lah yang mengatakan mundur-mundur, kiri-kiri kanan, setop, gopek bang. Iya () kayak tukang parkir," kata Ruhut.

Ruhut menyebut, kritikan pedas dari kolega-koleganya itu membuktikan mereka tidak berani memecatnya. Dia juga mengklaim jika berani memecatnya, maka dipastikan Ahok akan menang. Sebab, Ruhut mengaku akan ikut serta menjadi juru kampanye Ahok.

"Jadi, kenapa mereka mengatakan demikian, karena mereka enggak berani mecat aku. Karena kalau mereka pecat aku, Ahok bisa kebayang kalau Ahok menang, partainya selesai enggak 2019. Pak SBY saja enggak mau pecat Ruhut. Karena dia tahu Ruhut kader yang enggak ada tandingannya di ," tegasnya.

Baca Juga: Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba Daftar ke KPU Kota Blitar

Sementara pernyataan Ruhut Sitompul menyebut Ketua DPP Partai Edhie Baskoro Yudhoyono seperti tukang parkir dianggap sebagai tantangan terbuka. Ruhut dinilai sengaja melontarkan tantangan agar dipecat dari keanggotaan partai.

Namun, hasil akhir tantangan ini sangat tergantung keberanian Ketua Umum Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apakah SBY berani mengambil tindakan tegas terhadap Ruhut Sitompul.

"Tinggal sekarang Pak SBY berani memecat atau tidak untuk menegakkan garis politik partai," ujar mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Cilacap Partai Tri Dianto.

Baca Juga: KPU Pamekasan Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik, Berikut Daftarnya

Dia mengakui pernyataan Ruhut Sitompul ke putra bungsu SBY yang biasa disapa itu termasuk keras. Sasaran pernyataan Ruhut Sitompul ini dianggap tidak seperti biasanya. "Sudah biasa Ruhut menyerang keras kader yang lain, tapi bukan Pak SBY atau . kali ini yang diserang terang-terangan adalah , anaknya Pak SBY, pemilik partai," ucapnya.

Sementara itu, pernyataan Ruhut memantik munculnya petisi pemecatan Ruhut Sitompul muncul di internal Partai . Hal itu dikarenakan sikap Ruhut Sitompul yang menghina sejumlah petinggi partai berlambang bintang mercy itu.

Wakil Ketua Umum Roy Suryo menyebutkan Ruhut telah menghina dirinya, Nurhayati Ali Assegaf, Amir Syamsuddin, Syarief Hassan hingga Edhie Baskoro Yudhoyono atau .

"Sudah sangat keterlaluan ini, bahkan di internal WA Group PD sudah beredar 'Petisi Pemecatan Ruhut' yg di amin-i oleh mostly anggota PD," kata Roy.

Menurut Roy, sikap yang ditunjukkan Ruhut sudah sangat keterlaluan. Ruhut telah menyatakan dukungannya kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Sementara, yang tergabung dalam Poros Cikeas mengusung Agus Yudhoyono-Sylviana Murni di Pilkada DKI Jakarta. "Memang sudah sangat keterlaluan ini si Ruhut, masyarakat sendiri sudah sangat bisa menilai bagaimana etika-nya," ujar mantan Menpora itu.

Roy menyebutkan Komite Pengawas dan Dewan Kehormatan sedang bekerja memproses sanksi terhadap Ruhut.

Ia menuturkan sanksi yang akan diberikan sesuai AD/ART serta Pakta Integritas. "Insya Allah sudah akan segera ditentukan sanksinya," katanya. (sin/mer/tic/det/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO