JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Budayawan Jaya Suprana mengaku sempat khawatir akan terjadi kekerasan ketika menyaksikan kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu.
Namun, tegas Jaya Suprana, ternyata umat Islam Indonesia punya jiwa besar dan rasa toleransi tinggi sehingga tak terjadi aksi kekerasan. ”Dunia harus berpaling ke Indonesia,” tegas Jaya Suprana dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TVOne, Selasa (11/10/2016).
Baca Juga: MUI Sampang Dukung Polisi Kawal Pilkada Damai dan Kondusif
Artinya, dunia internasional harus meniru sikap umat Islam dalam mempraktikkan toleransi antarumat beragama.
Pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI) itu menceritakan bahwa di luar negeri kasus penistaan agama selalu makan korban meninggal. Ia menyebut contoh kasus kartun yang menista agama yang menyebabkan 12 orang meninggal di luar negeri.
Ternyata di Indonesia umat Islam, meski terjadi perbedaan pendapat keras, tetap bisa menahan diri dan tak terjadi aksi kekerasan.Karena itu Jaya Suprana yang mengidentifikasi diri sebagai kelirumolog itu mengapresiasi kelegawaan dan kedewasaan umat Islam Indonesia.
Baca Juga: Selain Tinjau Gedung UPT RPH, Pj Wali Kota Kediri Serahkan Sertifikat Halal dan NKV RPH-R
”Mari tepuk tangan untuk umat Islam Indonesia,” ajak Jaya Suprana kepada peserta ILC yang disambut tangan peserta.
Seperti diberitakan, di depan warga Kepulauan Seribu Ahok menyatakan: "Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pake surat al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya." (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News