JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pembahasan enam rancangan peraturan daerah (raperda), mulai digarap Panitia Khusus DPRD Jember. Yang menarik, soal pembahasan pembentukan dan susunan perangkat daerah (dikenal SOTK). Bahkan, Pansus kemarin harus voting untuk membahas bidang kebudayaan.
Dalam rapat pansus itu, kelompok yang menginginkan dinas kebudayaan dipisah dari dinas pendidikan, menang voting dengan sembilan suara. Sementara untuk kelompok yang menginginkan kebudayaan tetap bersama dinas pendidikan, kalah dengan tujuh suara. Sehingga,.sementara dinas kebudayaan akan dipisah dengan Dispendik dan akan dicarikan dinas serumpun. Kemungkinannya, akan bersama dinas pariwisata atau pemuda olahraga.
Baca Juga: Gelar Patroli, Satpol PP Jember Pastikan Tempat Hiburan Malam Tak Beroperasi saat Ramadan
Perbedaan pendapat sengit ini, terjadi saat awal pembahasan. Yudi Hartono, legislator Partai Golkar, lebih sepakat jika kebudayaan dipisahkan dengan dinas pendidikan. “Sesuai dengan RPJMD Jember 2016-2021, visi misi dan outputnya jelas, yakni kebudayaan untuk mendukung pariwisata,” ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh Bukri, dari PDI Perjuangan. Dia mengatakan sempat ada perkataan jika bupati berniat menumbuhkan kebudayaan di masing-masing kecamatan dan desa. Selain itu, juga sudah mulai ada pemetaan desa dengan keunggulan kebudayaannya masing-masing. “Jadi budaya ini dijual untuk mendukung paket pariwisata,” jelasnya.
Dengan harapan, kebudayaan di Jember bisa bergerak bebas dan semakin berkembang. Sehingga, budaya akan lebih pas jika disandingkan dengan pariwisata. Apalagi, untuk dua urusan ini dianggapnya juga masih serumpun.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Pj Gubernur Jatim Gelar Pasar Murah di Jember
Ayub junaidi, pimpinan Pansus, juga memiliki pemikiran yang sama. “Tugas dinas pendidikan ini nantinya berat. Apalagi juga ada pendidikan gratis,” jelasnya. Sehingga akan lebih pas jika dipisahkan. Dia mengatakan, untuk kebudayaan dengan pandhalungannya, bupati sepertinya memang dalam RPJMD, mengarahkan kebudayaan untuk pariwisata.
Karena itu, menurut legislator PKB ini, untuk mensukseskan RPJMD tersebut, maka harus sudah terprogram dari saat pembentukan susunan perangkat daerah (PSPD) ini. “Nanti bupati akan enak menjalankan program dan janji kerjanya,” jelasnya.
Sementara itu, Isa Mahdi dari Partai Hanura menuturkan, jika kebudayaan lebih pas jika dibarengkan dengan dinas pendidikan. “Pemikirannya, kebudayaan bisa dikenalkan sejak dini kepada anak-anak Jember. Yang tepat di dinas pendidikan,” jelas Isa. Sehingga dengan sokongan dinas pendidikan, dirinya yakin jika kebudayaan nantinya akan berkembang optimal.
Baca Juga: Menteri PPPA Bahas Stunting di Jember
Sementara itu, Bambang hariyono, Plt Sekretaris Pemkab Jember menuturkan, sebenarnya dengan ditariknya kewenangan SMA-SMK, membuat beban Dispendik menjadi ringan. “Sehingga tetap dinas pendidikan kebuyaan tidak berat,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh M Syafii, Kepala Bagian Tata Pemerintahan. Dia mengatakan, jika untuk masalah kebudayaan ini sudah difloorkan bupati ke seluruh SKPD. “Dengan kebudyaaan bareng dinas pendidikan, maka bisa menanamkan budaya sejak dini,” jelasnya.
Seperti juga disampaikan Edy Budi Susilo, Kepala Bappeda Jember yang mempertahankan bahwa kebudayaan sangat bisa bersinergi dengan pendidikan.
Baca Juga: Factory Tour Bupati Jember ke PT Intidaya Dinamika Sejati
Sementara untuk pariwisata, bukan hanya sekedar objek wisata yang ada. “Namun even olahraga juga bisa menjadi wisata yang menarik,” jelasnya. Sehingga dalam Raperda PSPD digabungkan pariwisata dengan pemuda dan olahraga. Apalagi, jika dilihat dari skoring dari bagian organisasi, pendidikan dan kebudayaan dengan skor 1430. Sementara pariwisata pemuda olahraga 1600. Jika ditambah budaya akan semakin berat.Namun, karena masih sengit akhirnya diputuskan dengan voting.(jbr1/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News