JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri membela habis-habisan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kisruh surat Al-Maidah. Rachmawati Soekarnoputri selaku adik kandung Megawati mengaku tak habis pikir dengan sikap kakaknya itu.
Dia mempertanyakan alasan pucuk pimpinan partai berlambang banteng itu terus membela Ahok.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
"Saya memang berseberangan dengan Mega, apalagi sekarang-sekarang ini. Tentunya saya menjadi bertanya yang pertama gubernur sekarang itu soal reklamasi, penggusuran, terakhir penistaan agama," kata Rachmawati di kediamannya, Jakarta, Rabu (12/10).
Rachmawati menegaskan, permintaan maaf yang dilakukan Ahok kepada seluruh rakyat Indonesia khususnya umat muslim tidak cukup menyelesaikan masalah. Dia menyinggung sikap rasionalitas Megawati yang dengan mudah memaafkan Ahok.
"Rasionalitas kita ke mana sudah jelas ada orang yang menistakan agama. Ini masih dicari diatur bagaimana supaya seolah dia sudah minta maaf," ujar dia.
Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
Untuk itu, putri ketiga dari mantan Presiden Soekarno itu mendesak pihak kepolisian mengusut kasus dugaan penistaan agama sampai tuntas. Dia meminta penyelidikan tetap berjalan meski Ahok sudah minta maaf.
"Coba tanya pihak mana aja, kalau soal pidana, sudah minta maaf sudah tapi hukumnya tetap jalan. Jadi tetap harus dijalankan ini hukum. Tidak cukup dengan minta maaf," pungkas Rachmawati.
Rachmawati juga mengaku tersinggung dengan sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengajak Ahok berziarah ke makam Soekarno.
Baca Juga: Rachmawati di Mata RR: Almarhumah seperti Kakak Saya
"Saya tersinggung berat. Manusia kayak begitu kok diajak aja," kata Rachmawati.
Adik kandung Megawati ini pun mengaku kecewa dengan sikap kakaknya. Dia bahkan mempertanyakan akal sehat Megawati yang membawa Ahok berziarah ke makam Soekarno. "Ngapain diajak, sudah melecehkan agama. Kok akal sehat kita ke mana," pungkas Rachmawati.
Sebelumnya, PDI Perjuangan mengajak para pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung di Pilkada serentak 2017 berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Senin (10/10).
Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal, Gubernur Khofifah Ikut Belasungkawa
Kegiatan ziarah atau nyekar ke makam Bung Karno itu dipimpin langsung oleh Ketum Megawati Soekarnoputri dan didampingi beberapa pengurus PDIP. Di antaranya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wasekjen Achmad Basarah dan Eriko Sotarduga, Kepala Sekolah Cakada PDIP Komarudin Watubun dan beberapa anggota DPR dari Fraksi PDIP.
Ziarah ini merupakan tradisi PDIP yang selama ini sering dilakukan oleh Megawati dan keluarga besar PDIP. Baik dalam momentum keagamaan semisal Idul Fitri maupun momentum penting hajatan nasional seperti Pemilu.
Sementara itu, calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hanya dapat tersenyum saat dikonfirmasi terkait tidak setujunya Rachmawati Soekarnoputri terhadap ziarahnya ke makam Presiden Soekarno. Alasannya, Ahok dianggap telah melakukan penistaan agama.
Baca Juga: Wacana Reshuffle Menguat, MA Dinilai Layak Masuk Kabinet, Risma Lebih Pas Maju Pilgub DKI
Ahok mengatakan, belum mengetahui mengenai pernyataan tersebut. Sehingga dia memutuskan untuk irit bicara. "Enggak tahu. Enggak denger aku," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/10).
Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini memilih hanya tersenyum saat terus ditanyai mengenai pernyataan adik dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tersebut. "Saya angkat tangan aja," tutupnya.
Belakangan, Ahok memang irit biacara. Dia hanya berseloroh ketika ditanya tentang sikapnya yang irit bicara politik menjelang masuknya masa cuti kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Beberapa hari ini, Ahok selalu menghindar saat awak media melontarkan pertanyaan yang menjurus ke arah politik.
Baca Juga: Laknatullah! Mushaf Alquran Dibakar di Swedia
"Enggak juga, orang saya kerja, kok. Puasa ngomong bagaimana? Gue dateng ngomong melulu sama kalian," kata Ahok kepada wartawan.
Sikap Ahok lebih kalem setelah pulang dari ziarah ke makam Presiden Indonesia pertama Sukarno bersama Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Senin, 10 Oktober 2016. Ahok bersama wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, bersama-sama berangkat ke Blitar, Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Megawati sempat berseloroh dengan melarang Ahok melakukan doorstop atau wawancara dengan wartawan. Menurut Megawati, wartawan selalu menyiapkan pertanyaan jebakan sehingga setiap jawaban akan berdampak negatif terhadap citra Ahok.
Baca Juga: Dampak Pilgub Jakarta Tidak Signifikan di Jatim
Meski begitu, Ahok menampik anggapan bahwa ada peringatan keras dari Megawati untuk tidak bicara kepada media. "Enggaklah. Bu Mega cuma ngomong hati-hati saja. Kayak kamu nanya-nanya melulu," ujar Ahok.
Sementara siang tadi bakal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi Rachmawati Soekarnoputri di kediamannya, di Jalan Jatipadang, Jakarta. Sandiaga datang untuk meminta restu Rachmawati maju di Pilkada DKI nanti.
"Hari ini saya ke kediaman Ibu Rachma dan mohon doa restu dan juga hadis nilai-nilai luhur yang semoga bisa kami bawa ke DKI," kata Sandiaga di kediaman Rachmawati.
Baca Juga: Anies-Sandi Menang, Wanita Ini Siap Tepati Janji Potong Payudara, Ruhut Janji Potong Kuping
Selain itu, dalam pertemuan Sandiaga juga meminta petuah atau solusi menangani berbagai persoalan Jakarta. Khususnya, soal lapangan kerja bagi warga Jakarta mengingat biaya hidup terus meningkat.
"Yang kita diskusikan membangun Jakarta lebih baik dan berpihak kepada wong cilik. Terutama soal masalah lapangan pekerjaan yang semakin susah didapat dan juga kebutuhan hidup," ujarnya.
Sandiaga juga meminta masukan ke Rachmawati perihal program pembenahan ibu kota yang nantinya akan diterapkan di Jakarta jika pasangan Anies-Sandiaga menang dalam Pilgub nanti.
Rachmawati mengakui sudah memberi masukan kepada Sandiaga. Kepada Sandiaga, Rachmawati mengatakan seorang kepala daerah harus membuat kebijakan yang berpihak kepada wong cilik.
"Saya ditanya, mesti gimana gubernur itu. Jadi gubernur itu mesti berpihak sama wong cilik bukan kepada cukong," pungkas Rachmawati.
Rachmawati juga menyatakan mendukung penuh pasangan bakal calon Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno di Pilgub DKI 2017.
"Insya Allah mendukung Anies-Sandiaga," kata Rachmawati.
Rachmawati menyampaikan alasannya memilih pasangan Anies-Sandiaga. Selain kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, alasan lain mendukung Anies - Sandiaga lantaran tidak sejalan dengan semua kebijakan atau pun beberapa polemik menyangkut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok).
"Karena dari awal saya sering mengkritik kebijakan Gubernur saat ini terutama yang mencuat itu masalah reklamasi, sumber waras dan pelecehan agama," cetus dia. (mer/tic/rol/det/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News