TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 1.000 relawan dan warga Desa Simorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban melakukan gerakan bersih-bersih sungai Jabung Rike Duke, pemecah sungai Bengawan Solo yang terletak di perbatasan Tuban-Lamongan, Selasa (25/10).
Kegiatan bersih-bersih itu diawali dengan apel besar yang langsung dipimpin oleh Bupati Tuban, H. Fathul Huda. Apel tersebut dipromotori oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban dan diikuti berbagai stakeholder yang ada.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
Bupati Tuban, H. Fathul Huda kepada awak media menyatakan, bersih-bersih sungai ini dalam rangka gerakan nasional pengurangan risiko bencana di Kabupaten Tuban. Gerakan ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi risiko bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kecamatan Widang.
Diketahui, bahwa secara geografis, klimatologis dan hidrologis, wilayah Kabupaten Tuban memiliki potensi ancaman bencana yang cukup besar. Ditambah lagi, sesuai hasil kajian BPBD Tuban pada 2013 lalu, kawasan ini termasuk memiliki risiko bencana yang tinggi. Sehingga, dalam mengurangi bencana banjir di wilayah ini diperlukan aksi gerakan nasioanl bersih-bersih sungai.
“Wilayah ini termasuk memiliki indeks risiko bencana yang tinggi. Berdasar hitungan BPBD telah mencapai skor 175, sehingga, sebelum terjadinya banjir kita lakukan bersih-bersih ini,” terangnya.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Bupati yang juga Wakil Tanfidyah PWNU Jawa Timur ini menyampaikan, terkait kebencanaan, wilayah Tuban menempati urutan 145 dari 465 kabupaten atau kota se-Indonesia. Meski begitu, ia mengimbau agar masyarakat sadar akan adanya bencana dan mengurangi risiko bencana semaksimal mungkin.
“Bencana yang sering melanda Tuban di antaranya, banjir, puting beliung, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan kekeringan. Bencana itu harus kita waspadai,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Joko Ludino menyatakan, kegiatan bersih-bersih ini dilakukan dengan cara menyisir sungai. Ada yang melakukan pembersihan ke tengah sungai dengan menggunakan perahu karet. Selain itu, juga ada yang melakukan pembersihan sampah dan rumput di tepi sungai.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
“Kegiatan ini diarapkan dapat mengurangi resiko bencana, terutama di kawasan yang menjadi langganan bencana banjir,” tuturnya.
Lanjut Joko mengimbau, agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. Sebab, tindakan itu bisa menjadi pemicu terjadinya banjir. Membuag sampah di sungai bisa meghambat aliran air dan mudah tersumbat. Selanjutnya, jika terjadi banjir maka akan berdampak pada lahan pertanian dan bisa masuk ke pemukiman.
“Sering kita ketahui bahwa jika terjadi banjir biasanya lahan pertania dulu yang kena. Kemudian masuk ke pemukiman warga. Sehingga, bila kita membuang sampah di sungai maka itu menjadi peicu terjadinya banjir,”sambung Joko sapaan akrabnya. (wan/rev)
Baca Juga: Dua Hari, Dua Pohon Tumbang, Masyarakat Tuban Diminta Waspada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News