Jatah Pupuk Bersubsidi 'Dikurangi', Ini Strategi Petrokimia Gresik untuk Antisipasi Kelangkaan

Jatah Pupuk Bersubsidi Salah satu sudut pabrik Petrokimia Gresik.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik (PG) melakukan strategi jitu untuk mengamankan ketersediaan pupuk bagi petani menyongsong musim tanam. Hal ini selaras di saat pemerintah pada tahun 2017, akan menahan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 1 juta ton. Sehingga, kuota pupuk bersubsidi yang dijatah 9,5 juta ton, tinggal 8,5 juta ton.

PG akan lakukan langkah cermat dalam penyaluran pupuk 8,5 juta ton tahun depan sampai terdistribusi ke tingkat petani. Sehingga, tidak sampai terjadi kelangkaan atau kekurangan pupuk.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Beri Bonus ke Atlet Senam Peraih Medali di PON XXI Aceh-Sumut 2024

“Kuota pupuk subsidi yang diberikan pemerintah untuk petani tahun 2017 sebenarnya sama dengan tahun ini, sekitar 9,5 juta ton. Tapi ada yang berbeda dalam penyalurannya, 1 juta ton ditahan dulu dan melihat kondisinya,” ujar Manager Humas PT. PG, Yusuf Wibisono kepada wartawan, Rabu (26/10).

Yusuf menyatakan, PG menyadari kalau kebijakan pemerintah tersebut akan menjadi potensi kelangkaan pupuk bagi petani pada saat musim tanam. Betapa tidak, di tahun 2016 dari total kebutuhan nasional 14 juta ton per tahun, hanya diberikan 9,55 juta ton, masih diketemukan petani kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam. "Ini justru ’dikurangi’ lagi sehingga tinggal 8,5 juta ton," cetusnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pupuk, PG mengisi kekurangan pupuk itu dengan menjual pupuk komersial. Mekanisme penjualannya sangat mudah, pembeli bisa mendapatkan langsung di gudang penyangga, distributor, hingga pengecer.

Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024

“Kalau jaringannya tetap menggunakan jaringan pupuk subsidi. Tapi untuk komersial lebih mudah mendapatkannya,” tandasnya.

Lebih lanjut Yusuf menerangkan, jika harga pupuk komersial nanti jelas lebih mahal, kemasannya pun tidak sama. Secara kualitas, beberapa berbeda. Misalnya, kualitas Phonska Plus (komersial) lebih baik dibanding Phonska subsidi.

“November tahun ini konsepnya akan kita launching di Bali," pungkasnya. (hud/rev)

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO