
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Khofifah Indar Parawansa menempuh perjalanan panjang sebelum akhirnya memimpin Jawa Timur selama 2 periode, yakni 2019–2024 dan 2025–2030. Dua kali maju dalam Pilgub Jatim pada 2008 dan 2013, langkahnya sempat terhenti karena dinamika politik yang tidak berpihak.
Baru pada Pilgub 2018, perjuangan Khofifah membuahkan hasil. Ia terpilih dan dilantik sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019–2024, berkat dukungan kuat dari KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), tokoh sentral yang totalitas menggalang dukungan untuknya.
Gus Sholah bahkan mendirikan Barisan Gus Sholah (Baguss), elemen relawan pendukung Khofifah. Sekjen Baguss, Yusuf Hidayat, menegaskan:
“Jadi bisa dibilang Bu Khofifah itu adalah warisan Gus Sholah. Ia juga punya kedekatan emosional dengan Gus Dur dan keluarga besar Pesantren Tebuireng. Sebagai santri, wajib hukumnya kami mengawal Gubernur Khofifah hingga selesai menjalankan amanah sebagai Gubernur Jawa Timur,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).
Pasca wafatnya Gus Sholah pada 2 Februari 2020, Baguss tetap aktif dengan nama baru, yakni Barisan Gus dan Santri, tetap disingkat Baguss, di bawah kepemimpinan KH. Fahmi Amrullah Hadzik, cucu KH. Hasyim Asy’ari.
Yusuf menegaskan, Baguss terus melanjutkan cita-cita Gus Sholah untuk menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang maju dan bermartabat. Dukungan para kiai terhadap Khofifah didasari pada integritas, kerja keras, keikhlasan, dan amanah yang dimilikinya.
“Komitmen kuat Bu Khofifah membangun Jawa Timur dan mensejahterakan rakyat dilihat Gus Sholah bersama para kiai lainnya sebagai syarat mutlak untuk didukung,” ucapnya.
Menanggapi rencana aksi demonstrasi pada 3 September 2025 di depan Gedung Negara Grahadi yang bertujuan menjatuhkan Gubernur Khofifah, Gus Yusuf menyatakan sikap tegas untuk mengawal pemerintahan hingga tuntas.
Ia menilai kepemimpinan Khofifah telah membawa kemajuan nyata bagi Jawa Timur, seperti penurunan angka kemiskinan hingga satu digit, pertumbuhan ekonomi yang melampaui rata-rata nasional, peningkatan kualitas santri dan pesantren, serta stabilitas politik yang kondusif bersama Wakil Gubernur Emil Dardak.
“Karena itu, bila ada pihak yang berniat menurunkan Khofifah sebagai Gubernur Jatim secara inkonstitusional, Baguss akan melawan. Kalau mau demo silakan untuk menyampaikan aspirasi atau kritik, tapi kalau demo untuk menjatuhkan gubernur yang sah dipilih rakyat, maka wajib kita lawan,” pungkasnya. (mdr/mar)