 Aksi mahasiswa yang melakukan demo karena dosen mogok mengajar.
																							Aksi mahasiswa yang melakukan demo karena dosen mogok mengajar.
																					PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Puluhan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo mengadakan aksi mogok mengajar, Selasa (1/11) pagi. Mereka menggelar aksi unjuk rasa dengan berorasi menuntut transparansi dan perubahan manajemen yang lebih baik.
“Aksi yang kami lakukan merupakan bentuk kekecewaan terhadap birokrasi di STAIN Ponorogo yang tidak tidak transparan dan buruk manajemennya”, ujar koordinator aksi, Anwar Muzaidin.
Banyak pemotongan dana penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Pemilihan kepala jurusan juga asal tunjuk.
“Kami menuntut birokrasi STAIN untuk lebih transparan dan tidak memotong anggaran penelitian dosen. Jika ini masih berlanjut, kami akan melaporkan manajemen STAIN yang tidak transparan ini ke Kementerian Agama dan Ombudsman,” lanjut Anwar.
Aksi dosen itu mendapat kritikan mahasiswa. Menurut koordinator aksi mahasiswa, Rizky Wahyu Dartama, demo para dosen itu mengganggu kegiatan belajar mengajar. Seharusnya para dosen memberikan contoh yang baik.
Ratusan mahasiswa itu akhirnya membubarkan aksi unjuk rasa yang digelar puluhan dosen.
"Ini hari aktif kuliah, bukan hari libur. Sayangnya, oknum dosen yang mengatasnamakan sivitas akademi tiba-tiba meliburkan perkuliahan mahasiswa. Apakah itu yang disebut dosen?" kata Ketua Senat Mahasiswa STAIN Ponorogo Riski Wahyudatama dikutip dari Kompas.com.
Mahasiswa menuntut para dosen kembali mengajar sesuai dengan jam perkuliahan.
Mereka pun membubarkan aksi unjuk rasa yang digelar para dosen. "Bubar! Bubar! Bubar," teriak para mahasiswa.
Tidak hanya itu, mereka juga menurunkan spanduk-spanduk dan pamflet berisi tuntutan para dosen di beberapa titik di Gedung STAIN Ponorogo. Usai terkumpul, spanduk dan pamflet dibakar di halaman STAIN Ponorogo.
Beberapa mahasiswa nyaris bentrok dengan para dosen. Namun, petugas satpam menghalangi sehingga tidak terjadi gesekan fisik antara mahasiswa dan dosen.
Para dosen pun akhirnya memilih membubarkan diri. Sebelum bubar, salah satu dosen memimpin doa penutup unjuk rasa. (yah/ns/rev)
 
                             
                                         
             
            
 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														 
														










 
												