KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kesiapan tiga pilar yang terdiri dari Kodim 0809, Polres dan BPBD Kabupaten Kediri, dilakukan bersama-sama dengan mengambil setting di Desa Sumberagung Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, sore kemarin (13/12).
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Kediri H. Masykuri, Kepala BPBD Kabupaten Kediri Hari Siswanto, Kepala BMKG Kabupaten Kediri Khoirul Huda, Pabung Kodim Kediri Mayor Inf Puguh Jatmiko, Pasi Ops Kodim Kediri Kapten Arm Nur Solikin, dan Danramil Plosoklaten Kapten Inf Joko Maryadi.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Menurut Hari Siswanto, untuk penanganan cepat tanggap antara Kodim Kediri, Polres Kediri, dan Muspika harus sejalan dengan skenario yang sesuai pada pengambilan keputusan, dan pengamanan terhadap keselamatan jiwa warga penduduk juga harus menjadi prioritas utama.
Selain itu, monitoring terhadap situasi dan kondisi pasca terjadinya bencana alam harus dilakukan, dan pada waktu yang bersamaan kesepakatan dalam menafsirkan tanda-tanda bahaya harus sama. Sedangkan pemberdayaan fasilitas lain seperti ambulans , harus benar-benar efektif dan efisien dalam penanganan korban dari bencana alam itu, dengan memaksimalkan SDM yang ada.
Mayor Inf Puguh Jatmiko dalam penjelasannya, secara garis besar pelaksanaan simulasi tersebut sudah sejalan dengan skenario, baik peralatan komunikasi yang bisa digunakan sebagai koneksi lintas institusi maupun fokus pengalokasian warga ketempat yang aman.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
"Dilihat dari hasil simulasi yang sudah dilakukan dipadukan dengan situasi dan kondisi secara riil di lapangan, Kodim Kediri dan Polres Kediri agar dalam berkomunikasi tidak terpaku pada penggunaan HT, tetapi juga menggunakan komunikasi lain seperti handphone, setidaknya kemungkinan sinyal seluler dapat dipastikan menjangkau daerah tersebut," ujarnya.
Simulasi penanganan bencana alam tersebut juga melibatkan 1 SSR Muspika se-Kabupaten Kediri, 1 SST Kodim Kediri, 1 SSR Polres Kediri, 1 SSR Tagana Kabupaten Kediri, 1 SSR PMI Kabupaten Kediri, dan 1 SST BPBD Kabupaten Kediri.
Selain itu, pada simulasi tersebut juga didukung 3 unit kendaraan angkut, 1 unit mobil dan 2 unit pick up Kodim Kediri, 1 unit kendaraan angkut Polres Kediri, 12 unit sepeda bermotor Kodim Kediri dan 4 sepeda motor Polres Kediri, 3 unit ambulans Dinas Kesehatan, 1 unit mobil dapur umum BPBD, serta 2 unit tenda darurat BPBD.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
"Simulasi yang tepat, cepat dan cermat akan memungkinkan minimalisasi jatuhnya korban jiwa, khususnya yang berkaitan antara skenario dengan praktek yang berlangsung dilapangan," timpal Kapten Arm Nur Solikin.
Menurut Solikin, bencana alam yang paling beresiko yang ada di Kabupaten Kediri lebih terarah pada kewaspadaan Gunung Kelud meletus, banjir yang diakibatkan meluapnya sungai Brantas dan Sungai Konto, longsor tanah di daerah-daerah perbukitan seperti di Kecamatan Mojo, Tarokan, Banyakan dan Grogol, serta kebakaran hutan yang ada di kawasan lereng Gunung Wilis. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News