KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kawasan perbukitan perbatasan antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Malang, tepatnya di aliran sungai yang masuk di wilayah Desa Banaran Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri dijadikan lokasi karya bakti dalam rangka HUT Kodam V/Brawijaya, sekaligus Hari Juang Kartika.
Anggota Koramil 0809/15 Kandangan bersama masyarakat Desa Banaran, bergotong royong membangun jembatan alternatif tradisional yang menghubungkan 2 dusun, Rabu (14/12/2016)
Baca Juga: Peringati HUT Korpri, Pjs Bupati Kediri Dorong ASN Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
Dari keterangan Bati Tuud Koramil Kandangan, Pelda Budi Santoso, jembatan ini diperkirakan akan rampung dalam waktu 3 hari, dan sesuai rencana hari pertama difokuskan pada pembuatan pondasi yang menancap dari tanah, sebagai dasar dari badan jembatan.
Selanjutnya di hari kedua, badan jalan dibuat dari sisi-sisi terluar hingga mengarah ke tengah jembatan, dan dihari ketiga, sekat-sekat serta penguat yang berbahan dasar bambu, dan kayu dibuat sesudah badan jembatan tersambung dari berbagai arah.
Danramil Kandangan, Kapten Czi Kustoyo membenarkan, bahwa jembatan alternatif tersebut dibangun untuk mempermudah akses antara 2 dusun yang terbelah oleh aliran sungai yang bersumber dari terusan Sungai Konto yang mengalir dari Desa Kandangan.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Jembatan tersebut dibangun dengan bahan dasar bangunan tradisional atau lebih mengutamakan bambu dan kayu sebagai badan jembatan, sekaligus penguat struktur bangunan.
Menurut Sukardi, selaku Kepala Desa Banaran, pembangunan jembatan tersebut sangat berdampak bagi keluar masuknya hasil bumi pertanian, khususnya tanaman ketela pohon dan bengkoang, yang merupakan produk utama petani setempat.
Selain itu, jembatan itu juga mempercepat akses anak-anak sekolah menuju SDN Banaran, karena sebelumnya mereka harus memutar arah perjalanan sejauh sekitar 1,5 km.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Ketua RT dan Ketua RW setempat, juga mendukung pembangunan jembatan alternatif ini, dengan mengerahkan sejumlah warga secara bergantian, agar jembatan alternatif itu bisa selesai tepat waktu.
Di samping itu, kondisi musim hujan saat ini, juga menjadi kendala yang sulit dihindari, akibat dasar pondasi jembatan sebagian tertancap persis disungai, dan kemungkinan terburuk adalah derasnya air sungai akan menghambat pada pembuatan pondasi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News