Peserta seminar mencoba mengoperasikan teropong untuk melihat posisi matahari, di kantor PCNU Sidoarjo, Minggu (22/6). foto musta’in/BANGSAONLINE
SIDOARJO (bangsaonline) - Puluhan takmir masjid dan musola mengikuti seminar mengenai Hisab dan Rukyat, di Kantor PCNU Sidoarjo, Jl Airlangga Sidoarjo, Minggu (22/6). Seminar bertajuk “Memperkuat Hujjah, Menjawab Perbedaan Awal Puasa Ramadan 1435 H dan Aktualisasi Ilmu Falak dalam era Kekinian” itu memberikan wawasan soal penentuan awal Ramadan yang diterapkan NU, yakni metode Rukyatul Hilal atau melihat bulan sabit secara langsung.
Seminar juga diikuti pengurus NU tingkat kecamatan dan desa se-Kabupaten Sidoarjo. “Kami berharap takmir masjid dan umumnya jamaah NU di Sidoarjo bertambah wawasannya menyikapi soal penetapan awal puasa Ramadan yang sejak beberapa tahun lalu terjadi perbedaan diantara umat Islam,” cetus Agus Arifuddin, Ketua PC Lajnah Falakiyah NU Sidoarjo.
Agus menyatakan seminar itu membeber soal metode yang dipakai NU dalam menentukan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah. Dia mengatakan, sesuai ajaran Rasulullah Muhammad SAW, penentuan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah dengan Rukyatul Hilal, yakni dengan melihat Hilal (bulan Sabit) secara langsung atau dengan mata kepala.
Namun untuk Rukyatul Hilal itu dibantu dengan ilmu Hisab atau ilmu Falak karena untuk menentukan letak Hilal. Agus menyebut, tanpa Hisab, hasil Rukyat itu akan kabur. “Jadi NU menggabungkan Hisab dan Rukyat untuk mendapatkan hasil Rukyat yang akurat,” bebernya. Dia menyebut Rukyatul Hilal akan dilakukan di sejumlah lokasi yang telah ditentukan oleh NU.
Lokasi itu diantaranya di pantai Tanjung Kodok Lamongan dan bukit Condrodipo Gresik. Agus menyatakan, Rukyatul Hilal itu akan dilakukan pada Jum’at (27/6) nanti. Katanya, menurut hasil Hisab, ada perbedaan yang intinya Hilal belum bisa dilihat pada Jum’at (27/6) nanti. Meski demikian, Rukyatul Hilal tetap dilakukan karena melaksanakan perintah Rasulullah.
Dengan demikian, jika nantinya pada waktu Rukyatul Hilal, benar-benar dipastikan Hilal tidak terlihat, maka kemungkinan NU akan menetapkan awal Ramadan tahun ini jatuh pada tanggal 29 Juni 2014. “Insya Allah NU menetapkan awal Ramadan 1435 Hijriyah jatuh pada 29 Juni 2014,” tandas Agus.
Dalam seminar itu sebagai pembicara yakni KH Abdul Wahid Harun, Wakil Rais Syuriah PCNU Sidoarjo dan Choirul Anam, dari Surabaya Astronomy Club. KH Abdul Wahid menjelaskan soal Hisab dan Rukyat Dalam Alquran dan Sunnah menurut perspektif NU yang dikemas dengan bahasa yang sederhana dan diselingi joke-joke segar. Sedangkan Choirul Anam memberikan pengetahuan praktis mengenai visual Rukyat.








