BANYUMAS, BANGSAONLINE.com - Sejumlah remaja pemburu ‘telolet’ justru berkerumun di berbagai titik tepi jalan. Mereka bergerombol, menanti bus dan truk yang melintasi. Setiap kali ada truk dan bus yang melintas, mereka akan berteriak dan mengacunkan ponsel dan poster sederhana bertuliskan: Om Telolet Om.
Sejumlah kalangan termasuk orang tua dan tokoh masyarakat justru khawatir dengan aksi anak-anak pemburu klakson bus. Pasalnya dengan aksi mereka saat ini di tepi jalan, terbilang cukup berbahaya. Bukan cuma bus dan truk, tetapi juga mobil. Apalagi untuk berburu bunyi klakson mobil, mereka akan berteriak, hingga mengejar bus agar si pengemudi membunyikan klakson mobilnya.
Baca Juga: BKKBN Jawa Tengah Gelar Sosialisasi Cegah Stunting di Ponpes Biroyatul Huda Banyumas
“Mereka ada yang berdiri seharian penuh bergerombol membawa poster hingga ponsel untuk memburu bunyi klakson bus atau truk. Padahal di tengah situasi padat kendaraan saat ini, aksi mereka di jalanan ini memang berbahaya. Bayangkan jika mereka sampai terserempet kendaraan,” kata Suwondo Sekcam Sokaraja.
Terkait fenomena ini, pengamat budaya populer dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sulyana Dadan mengatakan, fenomena pemburu klakson bus ini merupakan bagian dari hasil budaya populer perkembangan teknologi informasi. Fenomena ‘klakson’ yang bisa memancing ekspresi kebahagiaan ini populer karena ekses dari media sosial (medsos) yang ada saat ini.
“Ini memang menjadi karakter budaya populer, cepat muncul tapi nantinya juga akan cepat menghilang. Kalau masih wajar maka biarkan saja, anak-anak menikmati kegembiaraan yang ada saat ini,” kata pengajar Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unsoed Purwokerto tersebut.
Baca Juga: Harga Tiket dan Ragam Aktivitas di Air Terjun Curug Song, Banyumas Jawa Tengah
Yang perlu diperhatikan dan disikapi adalah ketika fenomena budaya populer tersebut mulai mengarah ke situasi yang membahayakan atau negatif. Fenomena ‘pemburu suara klakson bus’ ini, menurut Dadan, tak berbeda jauh dengan fenomena pemburu monster pocket dalam permainan Pokemon Go beberapa waktu lalu. Perburuan monster dunia maya ini dianggap berbahaya. Karena sejumlah pemburunya sampai lupa ruang waktu hingga akhirnya berujung pada kecelakaan.
“Fenomena Om Telolet Om ini pun cukup berbahaya jika nantinya berpotensi mengganggu kelancaran lalu lintas. Bayangkan jika di tengah ketersendatan dan kemacetan jalan nasional di Ajibarang-Pekuncen, banyak anak-anak pemburu klakson ini beraksi. Ini yang perlu diwaspadai oleh semua pihak termasuk orang tua dan pemerintah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News