SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kartini (84), nenek asal dusun Nduwet RT 02 RW 02, desa Ngetal, kecamatan Pogalan kabupaten Trenggalek, harus berjuang dalam bertahan hidup. Sebab, selain hidup sebatang kara, ia tak pernah mendapat jatah beras miskin (raskin) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Selama ini saya tidak pernah mendapat Raskin dan KIS," ungkap Kartini saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/1).
Baca Juga: Bupati: Trenggalek Sukses Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem hingga 0 Persen
Menurut Kartini, sejatinya ia mendapat jatah raskin dari desa. Namun, kupon pengambilan jatah raskin dari desa disalurkan pada keponakannya. Dia pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena mau mengambil pun dia tak sanggup, baik dari sisi tenaga maupun keuangan. Sebab untuk mengambil raskin, kata Kartini, harus menggunakan uang.
"Saya sendiri hidup seorang diri dan sering sakit-sakitan," ujarnya.
Untuk makan sehari-hari, Kartini mengaku mendapat bantuan makanan dari seseorang yang peduli dengan dirinya.
Baca Juga: Bupati Trenggalek Sukses Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem hingga Nol Persen
Kartini juga berharap bisa menerima Kartu Indonesia sehat (KIS) sehingga ia bisa berobat ke dokter untuk memperiksakan sakitnya.
Kepala Desa Ngetal, Jumani, dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan bahwa nenek Kartini sudah terdaftar sebagai warga miskin dan sudah memiliki kartu BPJS.
Saat ditanya mengenai Kartini tak mendapat jatah raskin, Jumani juga membantahnya.
Baca Juga: Berhasil Miliki Rumah Sendiri, Warga Disabilitas Datangi Pendopo Trenggalek
"Kartini itu sudah mendapat jatah raskin, namun demikian yang saya tahu, pengambilan raskin itu diambil oleh keponakannya. Perkara raskin itu diberikan atau tidak ke Kartini saya tidak tahu," ungkapnya.
Jumani menambahkan, saat ini jumlah warga miskin di desa Ngetal kurang lebih mencapai 200 orang dari 4000 lebih warganya. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News