Pertanyakan tentang 'Peramal Masa Depan', Aliansi Anak Bangsa Laporkan Megawati

Pertanyakan tentang Megawati Soekarnoputri

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama, Baharuzaman mengaku sakit hati dengan pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Soekarno Poetri. Dalam pidato Mega seolah menyatakan bahwa kehidupan hari akhir dari para peramal masa depan.

"Saya sebagai umat Islam melihat dan mendengar pidato itu merasa tersakiti. Menyangkut akidah saya sebagai orang Muslim," kata Baharuzzman di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (24/1).

Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025

Baharuzaman menjelaskan mendengar kalimat 'peramal masa depan' pernyataan tersebut seolah-olah keyakinan umat muslim akan adanya hari akhir hasil dari ramalan. Padahal adanya hari akhir dan kehidupan setelahnya telah disebut-sebutkan dalam Alquran yang merupakan firman Allah SWT.

"Jadi seolah-olah apa keyakinan saya sebagai Muslim tentang hari akhir yang disebut adalah hasil dari peramal, saya sangat kecewa. Padahal setelah dunia fana itu ada hari akhir, setelah itu ada surga dan neraka," jelasnya.

Dia mengaku tidak tahu apakah jika di agama lain hal tersebut termasuk penodaan agama atau bukan. Yang pasti sebagai umat Muslim kata dia celetukan adanya kehidupan setelah meninggal dianggap tidak jelas dan dari peramal padahal sudah jelas disebut dalam Alquran adalah bentuk penodaan agama.

Baca Juga: Dukung Bumbung Kosong di Pilkada Gresik 2024, Bagus: Saya Ikuti Omongan Bu Mega Malah akan Disanksi

Sehingga dirinya melaporkan putri Presiden RI pertama Soekarno ke Bareskrim Polri pada Senin (23/1) kemarin. Dia juga mengaku menyertakan barang bukti berupa rekaman CD dan transkip pidato saat sambutan dalam acara HUT ke-44 PDIP pada (10/1) lalu.

Saat disinggung apakah laporan tersebut dilakukan atas pernyataan Habib Rizieq, ia membantah. Menurutnya itu murni pribadi dan LSM.

"Enggak ada berdasarkan pernyataan Rizieq Shihab, dan saya pribadi, saya nonton (pidato Mega) dari awal hingga akhir di TV," katanya.

Baca Juga: Mengingat Kembali Deklarasi Ciganjur, Pentingnya Menjaga Konstitusi dan Kedaulatan Rakyat

Menurut Baharuzzman bahwa dalam Islam yang dimaksud dunia fana adalah hari akhir, hari kemudian, lalu alam akhirat. Tentang alam akhirat ini tercantum dalam rukun iman ke lima, yakni iman kepada hari kiamat.

"Rukun iman yang kelima itu ada di dalam Alquran, itulah yang menyebabkan saya, 'loh kok Bu Mega bicaranya seperti ini' nah ini mendorong saya (melaporkan)," jelasnya.

Di sisi lain, Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menilai Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama, yang melaporkan Ketua Umum PDIP Soekarnoputri ke Bareskrim Polri tidak mengerti konteks pernyataan . Karena itu, Hugo menyarankan agar pelapor atas nama Baharuzaman mempelajari pidato secara seksama terlebih dahulu.

Baca Juga: Haul Bung Karno Ke-54, Sang Proklamator Dapat Hadiah Istimewa dari Cucu

"Suruh pelajari dulu kasusnya, itu orang yang melapor yang enggak mengerti persoalan, enggak mengerti substansi pidato itu," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1).

Andreas menilai pernyataan sama sekali tidak menyinggung soal agama bahkan menghina agama, melainkan berbicara persoalan kebangsaan dan peradaban. Ia justru menyayangkan, pelapor yang dianggap tidak memahami betul-betul ucapan Mega tetapi malah menjadikan laporan hukum.

"Kalau saya bilang, kalau dia tidak paham lalu dia laporkan jadi malu sendiri nanti," ujar anggota Komisi l DPR itu.

Baca Juga: Patung Kurus Hidung Panjang Simbol Kepalsuan dan Kemunafikan, Butet Sindir Siapa?

Menurutnya, PDIP sendiri enggan terlalu serius menanggapi pelaporan terhadap tersebut. Namun demikian, pihaknya tentu tetap akan menyiapkan tim jika harus menindaklanjuti laporan tersebut.

"Siap saja. Cuma ya, jadi terlalu naif," ucapnya.

''Silakan jalur hukum, jalur hukum saja. Kita juga bisa menanggapinya lewat jalur hukum. Yang penting jangan sampai ada pelecehan terhadap ideologi. Siapa yang mengusik ideologi Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, akan berhadapan dengan PDI-P,'' kata Juru Bicara Fraksi PDI-P Aria Bima.

Baca Juga: Megawati Jawab Tantangan Kuasa Hukum 02, Siap Jadi Saksi di MK

Menurutnya, pidato yang disampaikan saat Ultah PDI-P disampaikan dengan penuh keyakinan. Selain itu, pidato tersebut juga dari berangkat dari faktor-faktor mencuatnya disintegrasi bangsa dalam bentuk disintintegrasi sosial, yang dibuat oleh kelompok-kelompok yang sangat fundamentalis, menentang Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

''Itu disampaikan ketua umum di dalam pidato sebagai keprihatinan dan mengajak seluruh komponen bangsa yang komit terhadap penguatan integrasi nasional kita,'' ujar dia. (Republika.co.id)

Sumber: Republika.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO