KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Banjir di Kota Mojokerto akibat luapan Sungai Sadar belum ada tanda-tanda segera surut. Genangan air justru meluas masuk ke dalam kota, akibat meningginya curah hujan, Senin (20/2) malam.
Tiga wilayah kecamatan yang ada, yakni Kecamatan Magersari, Kranggan dan Kecamatan Prajuritkulon turut terendam air sungai yang membelah kawasan ini dengan ketinggian bervariasi antara 20-60 cm. Krisis air bersih dan penyakit gatal-gatal mulai mengancam warga yang berada di lokasi bencana.
Baca Juga: Gus Barra Salurkan Bantuan untuk Warga Kekurangan Air Bersih
Pemerintah setempat telah melakukan sejumlah langkah taktis. Yakni menerjunkan Search and Rescue (SAR), tim medis dan mengirimkan bantuan makanan dan air bersih.
"Kita telah mendistribusikan bantuan makanan di daerah paling parah, yaitu Gunung Gedangan dan Meri, Kecamatan Magersari. Personil Tagana, Satpol, Linmas juga telah stand by di lokasi untuk membantu warga," terang Kabag Humas Pemkot Mojokerto, Heryana Dodik, Selasa (21/2).
Pada hari kedua lalu, Wali Kota telah menginstruksikan Kadinsos untuk mengirim bantuan kepada masyarakat di daerah banjir. Bantuan berupa mie instan, gula dan kopi disebar oleh petugas dilapangan.
Baca Juga: Respons Warga Terdampak Banjir saat Dikunjungi Gus Barra
Pagi tadi, pemegang otoritas setempat langsung menggelar rapat terbatas untuk mengendalikan air tidak meluas. Rapat yang dilangsungkan di ruang Nusantara Balai Kota Rapat diikuti sejumlah kepala SKPD, seperti Plh. Kasatpol, Kadinsos, Kadinkes, kepala DPPKA, kepala Bappeko, para Camat serta Lurah.
"Atas arahan Wali Kota dilaksanakan pemompaan air di masing-masing rumah pompa, pembuatan dapur umum dengan lokasi Benteng Pancasila, jalan Bypass. Tim medis juga disiagakan di Puskesmas Meri yang ikut peta berdampak," jelasnya.
Dalam siaran persnya, Dodik menyatakan banjir terjadi di Lingkungan Meri, Perum Meri, Gunung Gedangan di daerah Kuti, Kedungsari, Keboan, Miji Baru, Asrama Polisi, Kranggan, Ngaglik, Suratan, Gatoel, Surodinawan, Perumdam, Murukan dan Pulorejo.
Baca Juga: Gus Barra Beri Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Kedung Gempol
Banjir yang merendam Kota Mojokerto merendam ribuan rumah penduduk tergenang dan melumpuhkan aktivitas pendidikan di tujuh sekolah.
Tujuh sekolah itu di antaranya SDN Jagalan, MI Al Karimah, SDN Meri 1 dan 2, serta SD Permata, TK Permata, dan SMPN 5 Kota Mojokerto.
Kepala SDN Jagalan, Hadi mengatakan, pihaknya terpaksa meliburkan para murid karena kondisi sekolah dan jalan menuju ke sekolah masih terendam banjir. Dia khawatir jika 120 murid dipaksakan masuk, justru akan membahayakan anak didik.
Baca Juga: Ini Pesan Pj Wali Kota Mojokerto saat Kunjungi Korban Banjir
"Kondisi masih banjir, kalau masuk khawatirnya anak-anak main air dan bisa terpeleset," ujarnya.
Banjir juga masing merendam rumah dinas dan asrama Polres Kota dan Kabupaten Mojokerto, serta markas Denbekang V 44-02 di Jalan Pahlawan. Di asrama polisi, ketinggian air masih sebetis orang dewasa.
Bahkan meluapnya Sungai Sadar juga merendam Taman Makam Pahlawan Kota Mojokerto. Makam hanya terlihat batu nisannya.
Baca Juga: ASN Pemkot Mojokerto Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir
Sementara itu, warga yang tergenang mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Warga yang tidak mempunyai pompa air, terpaksa harus mendapatkannya di kerabatnya. "Kami tidak bisa mandi karena sumur kami penuh air," keluh Domo warga Gunung Gedangan.
Ia bersama tetangganya berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah. Tiga hari terendam air, warga mulai merasakan sakit gatal-gatal. Sebagian mengeluh sakit perut akibat masuk angin.
"Beraktivitas diatas air bikin kami gatal-gatal," ungkap Dwiarso warga Meri. Harapannya adalah, tim medis Pemkot membangun pos medis di lokasi bencana. (yep/ris/rev)
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gercep Tangani Banjir dan Rumah Roboh Akibat Plengsengan Ambrol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News