Musim Paceklik, Nelayan Pacitan Nekat Tangkap Benur

Musim Paceklik, Nelayan Pacitan Nekat Tangkap Benur Keramba penangkap benur disiapkan nelayan di Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Ombak tinggi disertai angin yang cukup kencang membuat banyak nelayan kecil di Kabupaten Pacitan, harus mengalami paceklik. Sudah hampir satu bulan ini tidak ada ikan yang tersangkut jaring mereka.

Kondisi seperti ini, memaksa para pencari ikan tersebut nekat bertaruh nyawa menerjang ombak mengambil hasil laut lain seperti benur (benih lobster).

Baca Juga: Nelayan di Pacitan Belum Tersentuh Rapid Test Covid-19

Walaupun penangkapan ini melanggar hukum, namun mereka tetap nekat melakukannya demi menghidupi keluarga sehari-hari. "Kami nekat terjang ombak besar untuk cari makan. Kalau ikan tidak ada mau apalagi, adanya benur ya kita ambil daripada anak istri kelaparan," kata Ali, nelayan Desa Jetak, Selasa (04/04).

Meski pernah ditegur dan bahkan dikenai sangsi dari UPT Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Jatim, namun para nelayan tersebut seolah tidak mau peduli jika aktivitas mereka melanggar regulasi yang ada.

"Kalau hanya sekedar melarang gampang. Kami butuh makan, itu warga saya sampai nggak berani bangunkan anak sekolah karena takut kalau seandainya bangun, anaknya pasti minta uang saku. Padahal dia nggak punya uang," jelas Muhamad Muslikhin, Kepala Dusun Nggodek pada pewarta.

Baca Juga: Terjaring Razia Petugas di Pos Perbatasan, Belasan Nelayan Andon Asal Sukabumi Dipulangkan

Sementara itu, sampai saat ini aktivitas penangkapan benur oleh nelayan setempat semakin marak. Jika dilihat pada malam hari perairan sekitar pantai Pidakan sampai Karang Turi, terhampar keramba-keramba yang berkelap-kelip seperti lampion untuk memancing benur agar mendekat.‎ (pct1/yun/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO