PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka Tasyakuran Harlah PMII ke-57 dan purna bakti pengurus rayon dan komisariat masa khidmat 2016/2017, Pengurus Komisariat PMII IAIN Ponorogo menyelenggarakan Doa Bersama dan Dialog Kebangsaan dengan tema “Membincang Gerakan Organisasi Anti Pancasila”, kemarin. Acara ini bertempat di Gedung Indrakila IAIN Ponorogo.
Hadir dalam acara tersebut Direktur Pasca Sarjana IAIN Ponorogo Dr Aksin Wijaya, M.Ag, Kasat IPP Polres Ponorogo AKP Maryono, Ketua PMII Ponorogo Hendrik beserta pengurus dan anggota Komisariat PMII IAIN Ponorogo. Selain itu, Ketua Komisariat Unmuh Ponorogo Toni beserta pengurus dan anggota, Komisariat Insuri Ponorogo Irwan beserta pengurus dan anggota, anggota GP Ansor Ponorogo, serta perwakilan mahasiswa dan santri turut hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga: Seniman Reyog, PMII, GP Ansor dan KNPI Ponorogo Kompak Tolak HTI
Dialog ini mendatangkan narasumber Dandim 0802/Ponorogo Letkol Inf Slamet Sarjianto, Kapolres Ponorogo AKBP Suryo Sudarmadi, dan Ketua GP Ansor Ponorogo Samsul Ma'arif .
Menurut Slamet Sarjianto, pertumbuhan penduduk dunia saat ini berkembang dengan pesat, sehingga sangat berpengaruh dengan pemenuhan kebutuhan pokok. Padahal, diketahui hasil kekayaan alam yang setiap hari diambil saat ini sudah mengalami krisis. Diperkirakan kekayaan alam, terutama minyak bumi yang masih ada, hanya sanggup bertahan sampai tahun 2030.
“Maka dari itu, suatu negara yang bisa bertahan memenuhi kebutuhan untuk pengoperasian roda pemerintahan hanyalah negara yang memiliki banyak cadangan minyak bumi. Apabila suatu negara tidak mempunyai hasil minyak bumi yang cukup, pasti akan menggunakan cara apapun untuk menguasai negara yang di dalamnya terdapat kekayaan alam terutama minyak bumi,” tegas dandim.
Menurut dandim Ponorogo, kekayaan alam di Indonesia akan menimbulkan iri negara luar, namun juga bisa dipastikan akan mendatangkan bencana jika negara tidak bisa mengelolanya. Sebab, dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, negara-negara besar di dunia akan berebut untuk menguasainya.
“Kita sebagai rakyat Indonesia harus waspada dan siap mempertahankannya demi anak cucu kita,” pungkasnya. (yah/rd/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News